Australia Tak Terima Dituduh Prancis Menikam dari Belakang

Jum'at, 17 September 2021 - 19:26 WIB
Menurut ketiga sekutu tersebut, inisiatif tersebut didedikasikan untuk “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka” langkah yang tampaknya melawan China dengan meningkatkan persenjataan Australia.

Pemimpin Australia, bagaimanapun, mengatakan dia telah memberi tahu Prancis sebelum pengumuman tersebut. Klaim Australia itu dibantah Paris.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian menggambarkan pembatalan perjanjian Canberra sebagai "tikaman dari belakang" yang merusak "hubungan kepercayaan dengan Australia" pada Kamis dalam wawancara dengan radio franceinfo.

Menteri Angkatan Bersenjata Prancis mengungkapkan pada hari yang sama bahwa mencari kompensasi dari Australia untuk kesepakatan yang ditinggalkan adalah sesuatu yang sedang dipertimbangkan pemerintah.

Sekretaris Jenderal Naval Group, Vincent Hurel, bersikeras bahwa Prancis tidak perlu membayar Canberra yang keluar dari perjanjian tersebut.

Perusahaannya memiliki sekitar 500 karyawan yang terlibat dalam “program Australia.”

Hanya segelintir negara yang saat ini mengoperasikan kapal selam nuklir, yang termasuk China, Prancis, India, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Enam kekuatan ini juga memiliki senjata nuklir.

Jika skema AUKUS mulai berlaku, Australia akan menjadi negara pertama yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir, tetapi bukan senjata nuklir.
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More