AS Bela Serangan Rudalnya meski Bunuh 10 Orang Sekeluarga Tak Bersalah di Kabul

Rabu, 15 September 2021 - 00:01 WIB
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa Komando Pusat (CENTCOM), yang melakukan serangan itu, sedang menyelidiki tetapi hasilnya akan terbatas, karena AS tidak lagi berada di Afghanistan.

"Saya tidak mengetahui opsi apa pun yang akan menempatkan penyelidik di Kabul untuk menyelesaikan penilaian mereka," katanya.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Ketua Kapala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley berdiri membela serangan fatal itu. Mereka mengeklaim telah menerima informasi "kredibel" bahwa ada ancaman yang akan segera terjadi di bandara internasional Kabul.

Jenderal Milley sebelumnya menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan benar" dan mengatakan ada bukti ledakan kedua.

“Karena ada ledakan sekunder, ada kesimpulan yang masuk akal bahwa ada bahan peledak di dalam kendaraan itu,” katanya pekan lalu.

Namun, kurangnya kerusakan tambahan di lingkungan itu, termasuk bahwa dinding dan vegetasi di dekatnya tetap utuh, membuat klaim sang jenderal dipertanyakan.

Para pejabat militer mengatakan kepada New York Times bahwa mereka menganggap Ahmadi "mencurigakan" karena kunjungan yang dia lakukan beberapa jam sebelum serangan pesawat tak berawak AS.

Para pejabat mengatakan mereka tidak tahu siapa dia tetapi mereka memiliki informasi bahwa dia berpotensi mengunjungi rumah persembunyian ISIS.

Dia juga diawasi memuat kendaraannya dengan barang-barang yang diyakini AS sebagai bahan peledak. Sejumlah laporan muncul bahwa Ahmadi sebenarnya telah memasukkan tabung air ke dalam sepatu botnya sebelum pulang ke keluarganya.

Rekaman Ahmadi juga menunjukkan dia dan seorang penjaga keamanan memasukkan tabung ke dalam bagasi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More