Aktivitas Nuklir Korut Bikin Bos IAEA Prihatin
Selasa, 14 September 2021 - 19:26 WIB
WINA - Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kegiatan nuklir Korea Utara (Korut) yang terus berlanjut menyebabkan keprihatinan serius.
Dalam laporannya, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi mengatakan, badan tersebut mengamati tanda-tanda aktivitas di kompleks nuklir Yongbyon dari pertengahan Februari hingga awal Juli.
Pyongyang mengusir semua pemantau dan inspektur IAEA dari negara itu pada tahun 2009, tetapi badan tersebut terus memantau kegiatan di Utara melalui citra satelit untuk membuat penilaian pada program nuklir negara itu.
Dalam laporannya untuk bulan Agustus, IAEA menggambarkan kegiatan di reaktor dan Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon sangat meresahkan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB .
Grossi juga mengatakan dalam laporannya bahwa meskipun fasilitas pengayaan sentrifugal Yongbyon tampaknya tidak beroperasi pada saat laporan sebelumnya, Korut tampaknya telah memindahkan unit pendingin dari fasilitas pengayaan sentrifugal Yongbyon.
Pengayaan sentrifugal adalah proses fisik untuk memusatkan satu isotop dalam uranium — U-235, jenis uranium fisil utama — relatif terhadap yang lain. Isotipe ini digunakan dalam proses fisi untuk menghasilkan energi di pembangkit listrik tenaga nuklir dan senjata nuklir.
Selain Yongbyon, IAEA mengamati tanda-tanda berlanjutnya kegiatan konstruksi internal di reaktor air ringan yang sedang dibangun di kompleks nuklir Kangson di luar Pyongyang, di mana Korut dicurigai melakukan pengayaan uranium.
"Indikasi baru pengoperasian reaktor (5 megawatt) dan Laboratorium Radiokimia sangat meresahkan," kata Grossi.
Dalam laporannya, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi mengatakan, badan tersebut mengamati tanda-tanda aktivitas di kompleks nuklir Yongbyon dari pertengahan Februari hingga awal Juli.
Pyongyang mengusir semua pemantau dan inspektur IAEA dari negara itu pada tahun 2009, tetapi badan tersebut terus memantau kegiatan di Utara melalui citra satelit untuk membuat penilaian pada program nuklir negara itu.
Dalam laporannya untuk bulan Agustus, IAEA menggambarkan kegiatan di reaktor dan Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon sangat meresahkan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB .
Grossi juga mengatakan dalam laporannya bahwa meskipun fasilitas pengayaan sentrifugal Yongbyon tampaknya tidak beroperasi pada saat laporan sebelumnya, Korut tampaknya telah memindahkan unit pendingin dari fasilitas pengayaan sentrifugal Yongbyon.
Pengayaan sentrifugal adalah proses fisik untuk memusatkan satu isotop dalam uranium — U-235, jenis uranium fisil utama — relatif terhadap yang lain. Isotipe ini digunakan dalam proses fisi untuk menghasilkan energi di pembangkit listrik tenaga nuklir dan senjata nuklir.
Selain Yongbyon, IAEA mengamati tanda-tanda berlanjutnya kegiatan konstruksi internal di reaktor air ringan yang sedang dibangun di kompleks nuklir Kangson di luar Pyongyang, di mana Korut dicurigai melakukan pengayaan uranium.
"Indikasi baru pengoperasian reaktor (5 megawatt) dan Laboratorium Radiokimia sangat meresahkan," kata Grossi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda