Jerman Mengaku Pesimis dengan Pemerintahan Baru Afghanistan Bentukan Taliban
Rabu, 08 September 2021 - 21:19 WIB
BERLIN - Jerman mengaku pesimis dengan pemerintahan baru Afghanistan bentukan Taliban . Berlin juga menyampaikan kekhawatiran mengenai komposisi pemerintah Afghanistan yang baru.
Daftar kabinet Afghanistan yang baru, yang diumumkan Taliban kemarin seluruhnya diisi oleh para pemimpin kelompok itu dan veteran perang gerilya yang berakhir dengan kemenangan Taliban bulan lalu setelah dua dekade pertempuran.
Kekuatan dunia telah mengatakan kepada Taliban bahwa mereka perlu memiliki pemerintahan inklusif yang mendukung janjinya tentang pendekatan yang lebih damai yang menjunjung tinggi HAM, jika menginginkan perdamaian dan pembangunan.
"Pengumuman pemerintah transisi tanpa partisipasi kelompok lain dan kekerasan kemarin terhadap demonstran dan jurnalis di Kabul bukanlah sinyal yang memberikan alasan untuk optimisme," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas.
Maas, seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/9/2021), mengatakan, bagaimanapun, bahwa pihaknya bersedia untuk terus berbicara dengan Taliban dalam upaya untuk memastikan lebih banyak orang dapat meninggalkan negara itu.
Dia juga mengatakan Afghanistan menghadapi krisis tiga kali lipat. Ketika kekurangan pangan telah melanda banyak bagian negara itu karena kekeringan, pembayaran bantuan internasional telah dihentikan saat Taliban mulai menguasai Afghanistan.
"Dan jika pemerintahan baru tidak mampu menjaga urusan negara berjalan, ada ancaman keruntuhan ekonomi setelah politik,dengan konsekuensi kemanusiaan yang lebih drastis," Maas memperingatkan.
Daftar kabinet Afghanistan yang baru, yang diumumkan Taliban kemarin seluruhnya diisi oleh para pemimpin kelompok itu dan veteran perang gerilya yang berakhir dengan kemenangan Taliban bulan lalu setelah dua dekade pertempuran.
Kekuatan dunia telah mengatakan kepada Taliban bahwa mereka perlu memiliki pemerintahan inklusif yang mendukung janjinya tentang pendekatan yang lebih damai yang menjunjung tinggi HAM, jika menginginkan perdamaian dan pembangunan.
"Pengumuman pemerintah transisi tanpa partisipasi kelompok lain dan kekerasan kemarin terhadap demonstran dan jurnalis di Kabul bukanlah sinyal yang memberikan alasan untuk optimisme," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas.
Maas, seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/9/2021), mengatakan, bagaimanapun, bahwa pihaknya bersedia untuk terus berbicara dengan Taliban dalam upaya untuk memastikan lebih banyak orang dapat meninggalkan negara itu.
Dia juga mengatakan Afghanistan menghadapi krisis tiga kali lipat. Ketika kekurangan pangan telah melanda banyak bagian negara itu karena kekeringan, pembayaran bantuan internasional telah dihentikan saat Taliban mulai menguasai Afghanistan.
"Dan jika pemerintahan baru tidak mampu menjaga urusan negara berjalan, ada ancaman keruntuhan ekonomi setelah politik,dengan konsekuensi kemanusiaan yang lebih drastis," Maas memperingatkan.
Baca Juga
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda