Nasib Lembah Panjshir Hari Ini: Direbut Taliban tapi Perlawanan Terus Berlanjut

Rabu, 08 September 2021 - 07:16 WIB
Para militan Taliban berdiri di depan kantor Gubernur Provinsi Panjshir, Afghanistan, dalam foto di media sosial pada Senin (6/9). Foto/REUTERS
KABUL - Taliban mengklaim telah merebut Lembah Panjshir, mengibarkan bendera mereka di atas ibu kota provinsi Afghanistan terakhir yang tak sepenuhnya dikendalikan mereka.

Bersamaan dengan klaim itu, perwakilan pasukan oposisi di Panjshir menegaskan akan terus berperang dari pegunungan.

Jika Taliban berhasil mengendalikan Panjshir, itu akan menjadi batu penjuru simbolis untuk penaklukan secepat kilat kelompok itu dan kembali jadi kekuatan nasional.



Taliban tidak pernah berhasil mengendalikan Panjshir terakhir kali mereka memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, dan itu adalah titik awal invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) setelah serangan teroris 11 September 2001 di New York dan Pentagon.





Pasukan Soviet, selama pendudukan mereka di Afghanistan pada 1980-an, membuat kemajuan ke Panjshir setidaknya sembilan kali, hanya untuk dipukul mundur setiap kali. Kadang-kadang pasukan Soviet harus dipaksa mundur setelah menderita banyak korban.



Taliban selalu menentang keras para pejuang Panjshir dan terlibat dalam pembunuhan komandan legendaris mereka Ahmad Shah Massoud 20 tahun lalu.

Sementara desas-desus tentang Taliban telah mengambil alih di Panjshir berputar-putar akhir pekan lalu, baru pada Senin pagi kelompok itu secara resmi mengklaim kendali atas lembah tersohor itu.

“Provinsi Panjshir sepenuhnya jatuh ke Imarah Islam Afghanistan,” ungkap Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, menulis di Twitter.

Pejuang Taliban memposting gambar online yang dikatakan sebagai militan yang mengibarkan bendera Imarah Islam Afghanistan di ibu kota provinsi, Bazarak, serta pasukan mereka berbicara dengan para pemimpin lokal lembah itu.

Tetapi sementara Taliban mengklaim telah menaklukkan seluruh provinsi, kelompok oposisi, Front Perlawanan Nasional, membantah laporan itu. Mereka mengatakan pasukannya masih ditempatkan di seberang Lembah Panjshir.

"Kami meyakinkan rakyat Afghanistan bahwa perjuangan melawan Taliban dan mitra mereka akan berlanjut sampai keadilan dan kebebasan menang," ungkap kelompok perlawanan di Twitter.

Laporan yang saling bertentangan tentang apa yang terjadi di daerah 70 mil sebelah utara Kabul sulit diverifikasi karena layanan internet dan telepon ke wilayah tersebut telah terputus.

Pemimpin kelompok perlawanan, Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, komandan yang dibunuh pada 2001, mengeluarkan rekaman audio pada Senin yang menyerukan bangsa untuk bangkit melawan Taliban.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More