Nasib Lembah Panjshir Hari Ini: Direbut Taliban tapi Perlawanan Terus Berlanjut

Rabu, 08 September 2021 - 07:16 WIB
"Di mana pun Anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri, kami mengimbau Anda untuk bangkit melawan martabat, integritas, dan kebebasan negara kita," ujar dia, menurut transkrip rekaman tersebut.

Dia menambahkan, “Terlepas dari klaim Taliban menginginkan penyelesaian yang dirundingkan secara damai dengan pasukan oposisi, mereka memulai serangan militer skala penuh terhadap rakyat kami yang menyebabkan banyak korban, di antaranya adalah anggota keluarga dekat saya.”

Ada laporan pada Minggu tentang kemungkinan kerugian yang signifikan di antara para pejuang perlawanan, termasuk kematian beberapa komandan dan juru bicara perlawanan Fahim Dashti.

Sementara itu, Taliban berusaha meyakinkan penduduk setempat bahwa pasukan mereka tidak bermaksud menyakiti mereka.

“Kami memberikan jaminan penuh kepada orang-orang terhormat Panjshir bahwa mereka tidak akan didiskriminasi,” ujar Mujahid, juru bicara kelompok tersebut.

“Mereka semua adalah saudara kita, dan kita akan mengabdi pada negara dan tujuan bersama,” papar dia.

Taliban mengambil alih sebagian besar Afghanistan dengan kecepatan yang mencengangkan setelah penarikan sebagian besar pasukan Amerika.

Setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dan memakan korban yang mengerikan, pasukan keamanan Afghanistan yang dilatih AS menyerah hingga para militan akhirnya merebut Kabul pada 15 Agustus.

Dalam apa yang tampaknya merupakan upaya mencoba dan mempertahankan mantan tentara Afghanistan, Mujahid mengatakan, “Mantan pasukan yang terlatih dan profesional harus direkrut.”

Namun, kantong-kantong perlawanan di Afghanistan tetap ada, terutama di utara, di mana Taliban telah lama bentrok dengan kelompok paramiliter lainnya.

Pada akhir Agustus, sekelompok mantan pejuang mujahidin dan pasukan komando Afghanistan mengatakan mereka telah memulai perang perlawanan di Panjshir.

Daerah terjal sekitar 70 mil utara Kabul, Panjshir, dengan pegunungan dan lembah terjal, telah menyediakan perlindungan bagi para pemberontak sejak pendudukan Soviet.

Taliban dalam beberapa hari terakhir melaporkan membuat keuntungan melawan pasukan perlawanan dan membunuh beberapa pemimpin senior, termasuk Dashti.

Ahmad Zia Kechkenni, saudara laki-laki Dashti, mengatakan dalam wawancara pada Senin bahwa juru bicara itu “telah mati syahid karena membela rakyat dan negaranya, Afghanistan.”

Kelompok perlawanan menyatakan terbuka untuk negosiasi menemukan resolusi damai, mereka tidak pernah melakukan upaya serius untuk pemulihan hubungan.

Wakil Kepala Komisi Budaya Taliban Ahmadullah Wasiq membantah klaim itu dengan mengatakan Taliban sebelumnya telah bernegosiasi dengan kelompok perlawanan. “Sekarang sudah terlambat,” ujar dia.

“Mereka telah kehilangan kesempatan karena mujahidin Emirat Islam telah mengambil alih hampir seluruh provinsi. Namun, jika mereka masih ingin datang dan menyerahkan diri, mereka dipersilakan,” pungkas dia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More