WHO Sebut Mustahil untuk Menentukan Asal-usul Covid-19

Selasa, 21 April 2020 - 16:24 WIB
WIV dilaporkan menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan. Laboratorium tersebut merupakan satu-satunya laboratorium yang dimiliki China untuk riset pathogen (P4) dengan level biosafety tertinggi.

Video yang dirilis oleh media pemerintah China, CCTV, memberikan gambaran sekilas tentang lembaga, dan menunjukkan virolog dengan alat pelindung seperti angkasawan yang bekerja di laboratorium P4 di kota Wuhan. Kota Wuhan di Provinsi Hubei adalah episentrum atau pusat wabah Covid-19 di China.

Laboratorium yang bernilai sekitar USD41,8 juta ini berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China dan secara resmi dibuka pada 2018.

Dalam video yang dirilis, seorang peneliti bernama Zhang Huajun menunjukkan bagaimana dia dan rekannya mengenakan dua lapis pakaian pelindung dan melewati lima ruang kedap udara sebelum memasuki bagian inti laboratorium.

Zhang mengatakan laboratorium itu antibocor karena desainnya, yang sedemikian rupa sehingga udara hanya bisa mengalir ke laboratorium dari luar, bukan sebaliknya.

Laboratorium ini dilaporkan memiliki tiga ruang pengujian, dua ruang penyimpanan hewan, satu bank virus dan ruang pembedahan hewan. Hingga 24 ilmuwan dapat bekerja di sana secara bersamaan.

Dalam wawancara dengan media pemerintah China akhir pekan lalu, Dr Yuan Zhiming; Wakil Kepala WIV, telah merespons tuduhan bahwa laboratorium di WIV sebagai biang keladi munculnya Covid-19.

"Tidak mungkin virus ini datang dari kami," katanya kepada CGTN, media cabang CCTV berbahasa Inggris. "Saya tahu itu tidak mungkin," ujarnya.

Dia menolak klaim bahwa virus itu direkayasa atau dibuat. Menurutnya, klaim bahwa coronavirus buatan manusia akan berada di luar kecerdasan manusia.

“Mereka tidak memiliki bukti atau pengetahuan. Ini sepenuhnya berdasarkan spekulasi," katanya merujuk pada para pejabat AS yang membuat tuduhan. "Bagian dari tujuannya adalah untuk membingungkan orang, untuk mengganggu seluruh kegiatan epidemi kami atau kegiatan ilmiah kami."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More