China Bisa Ambil Alih Pangkalan Udara Strategis Bagram Afghanistan

Minggu, 05 September 2021 - 05:01 WIB
“Kita perlu memastikan bahwa kita akan melakukan upaya antiteroris di seluruh dunia karena kita sekarang akan melihat dengan kemenangan moral yang dimiliki para jihadis. Anda akan melihat kampanye perekrutan besar-besaran di seluruh dunia… pastikan keamanan siber kita kuat karena aktor seperti Rusia akan terus meretas kita, karena kita tidak menunjukkan tanda-tanda mau melawan,” papar Haley.

Amerika Serikat telah bertahun-tahun menuduh Rusia terlibat dalam serangan peretasan berbahaya terhadap pemerintah AS, perusahaan swasta, dan bahkan infrastruktur pemilu, tetapi belum memberikan bukti konklusif dalam kasus ini.

Bulan lalu, penyelidikan Sputnik menemukan Badan Intelijen Pusat AS memiliki kemampuan teknis untuk menipu serangan siber dan membuatnya tampak seperti sedang dipentaskan dari mana saja di dunia.

Amerika Serikat mengevakuasi Pangkalan Udara Bagram, pangkalan AS terbesar dan paling strategis di Afghanistan, terletak sekitar 60 km dari Kabul, pada Juli.

Saat itu evakuasi yang lebih luas dari Afghanistan dimulai pada Mei dengan perintah Presiden AS Joe Biden.

Pada puncak pendudukan AS di negara itu, Bagram menampung puluhan ribu tentara AS dan NATO, serta berfungsi sebagai pusat dari mana pasukan dapat dikerahkan di seluruh negeri.

Para pejabat militer Afghanistan mengeluh pada saat penarikan bahwa mundurnya AS dilakukan secara rahasia, di tengah malam, dan para penjarah diizinkan mengais-ngais fasilitas sebelum pasukan Afghanistan dapat mengambil alih.

Setelah penarikan militer dan diplomatik Barat dari Afghanistan, China telah mendesak masyarakat internasional "mendorong dan membimbing" negara yang dilanda perang itu "ke arah yang positif daripada memberikan lebih banyak tekanan" setelah pengambilalihan Taliban.

Beijing juga telah mengindikasikan pihaknya "siap" untuk terus memainkan peran aktif dalam rekonstruksi Afghanistan dan dalam proyek-proyek kemanusiaan di tengah keputusan AS membekukan miliaran dolar aset pemerintah Afghanistan yang disimpan di luar negeri.

Pada saat yang sama, Kementerian Luar Negeri China telah mendesak para militan “menangani dengan tegas” Gerakan Islam Turkestan Timur, kelompok teroris yang berbasis di Xinjiang yang telah diberikan perlindungan oleh Taliban sebelumnya.

Pejabat Taliban membalas isyarat niat baik China, dengan salah satu juru bicara baru-baru ini memuji Beijing sebagai “tetangga besar” dan mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Kabul “siap bertukar pandangan dengan China tentang cara terus maju dalam hal meningkatkan hubungan timbal balik kita.”

Juru bicara lain mengatakan kepada surat kabar Italia La Repubblica bahwa China adalah "mitra paling penting Kabul dan mewakili peluang mendasar dan luar biasa bagi kita, karena siap berinvestasi dan membangun kembali negara kita."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More