Lagi, AS Tak Akan Tekan Israel soal Dugaan Miliki Bom Nuklir
Kamis, 02 September 2021 - 09:14 WIB
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) telah menegaskan kembali perjanjian lamanya dengan Israel bahwa Washington tidak akan menekan negara Yahudi itu atas dugaan memiliki senjata atau bom nuklir .
Sebagi imbalannya, rezim Zionis tidak akan menggunakan, menguji, atau mengancam dengan menggunakan senjata nuklir mereka.
Perjanjian lama itu sudah berumur 50 tahun atau dimulai sejak era Presiden Nixon.
Mengutip seorang pejabat Israel yang tak disebutkan namanya, Times of Israel dalam laporannya pada Kamis (2/9/2021) mengatakan penegasan kembali AS atas perjanjian itu dibahas dalam pertemuan Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett selama akhir pekan lalu.
Dalam perjanjian setengah abad tersebut, Amerika telah setuju untuk tidak menekan Israel agar bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).
Perjanjian lama itu bermula dari perjanjian lisan 1969 antara Presiden AS Richard Nixon dan Perdana Menteri Israel Golda Meir.
Sementara presiden AS dan perdana menteri Israel berikutnya terus menjunjung tinggi komitmen informal ini, setelah Perang Teluk pada tahun 1991, pemerintah Israel mendorong untuk meresmikan perjanjian tersebut.
Presiden Bill Clinton menandatangani dokumen resmi pertama yang memungkinkan Israel, bebas dari tekanan AS, untuk mempertahankan pencegahan strategis senjata nuklirnya.
Dalam pertemuan pekan lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Presiden Biden juga membahas bagaimana menggagalkan ambisi Iran memperoleh senjata nuklir.
Perdana Menteri Bennett menentang kesepakatan nuklir Iran yang dicoba dihidupkan kembali oleh Presiden Biden setelah dikacaukan oleh Presiden Donald Trump tahun 2018.
Ketika Israel membunyikan alarm tentang potensi bahaya program nuklir Iran dengan klaim Teheran secara diam-diam bekerja untuk mengembangkan senjata nuklir, Iran mengecam negara-negara Barat. Menurut Iran, negara-negara Barat munafik karena mereka telah mengabaikan laporan bahwa Negara Yahudi itu yang telah lama memperoleh senjata nuklir.
Perjanjian 50 tahun antara AS dan Israel telah membantu membentuk kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah selama Perang Dingin dan hingga saat ini. Bahkan jika kedua negara tidak melihat secara langsung bagaimana mengekang ambisi nuklir Iran, Biden menegaskan kembali dukungan AS untuk program nuklir Israel adalah penegasan dari aliansi lama kedua negara.
Sebagi imbalannya, rezim Zionis tidak akan menggunakan, menguji, atau mengancam dengan menggunakan senjata nuklir mereka.
Perjanjian lama itu sudah berumur 50 tahun atau dimulai sejak era Presiden Nixon.
Mengutip seorang pejabat Israel yang tak disebutkan namanya, Times of Israel dalam laporannya pada Kamis (2/9/2021) mengatakan penegasan kembali AS atas perjanjian itu dibahas dalam pertemuan Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett selama akhir pekan lalu.
Dalam perjanjian setengah abad tersebut, Amerika telah setuju untuk tidak menekan Israel agar bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).
Perjanjian lama itu bermula dari perjanjian lisan 1969 antara Presiden AS Richard Nixon dan Perdana Menteri Israel Golda Meir.
Sementara presiden AS dan perdana menteri Israel berikutnya terus menjunjung tinggi komitmen informal ini, setelah Perang Teluk pada tahun 1991, pemerintah Israel mendorong untuk meresmikan perjanjian tersebut.
Presiden Bill Clinton menandatangani dokumen resmi pertama yang memungkinkan Israel, bebas dari tekanan AS, untuk mempertahankan pencegahan strategis senjata nuklirnya.
Dalam pertemuan pekan lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Presiden Biden juga membahas bagaimana menggagalkan ambisi Iran memperoleh senjata nuklir.
Perdana Menteri Bennett menentang kesepakatan nuklir Iran yang dicoba dihidupkan kembali oleh Presiden Biden setelah dikacaukan oleh Presiden Donald Trump tahun 2018.
Ketika Israel membunyikan alarm tentang potensi bahaya program nuklir Iran dengan klaim Teheran secara diam-diam bekerja untuk mengembangkan senjata nuklir, Iran mengecam negara-negara Barat. Menurut Iran, negara-negara Barat munafik karena mereka telah mengabaikan laporan bahwa Negara Yahudi itu yang telah lama memperoleh senjata nuklir.
Perjanjian 50 tahun antara AS dan Israel telah membantu membentuk kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah selama Perang Dingin dan hingga saat ini. Bahkan jika kedua negara tidak melihat secara langsung bagaimana mengekang ambisi nuklir Iran, Biden menegaskan kembali dukungan AS untuk program nuklir Israel adalah penegasan dari aliansi lama kedua negara.
(min)
tulis komentar anda