AS Mungkin Harus Koordinasi dengan Taliban untuk Lawan ISIS
Kamis, 02 September 2021 - 07:15 WIB
WASHINGTON - Adalah “mungkin” Amerika Serikat (AS) harus berkoordinasi dengan Taliban pada serangan kontraterorisme di masa depan di Afghanistan untuk melawan ISIS.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Angkatan Darat Mark Milley.
“Kami tidak tahu seperti apa masa depan Taliban. Tapi saya dapat memberitahu Anda dari pengalaman pribadi, ini adalah kelompok kejam dari masa lalu. Dan apakah ada yang berubah dengan mereka masih harus dilihat,” ujar Milley saat konferensi pers.
“Sejauh urusan kami dengan mereka… dalam perang, Anda melakukan apa yang harus Anda lakukan untuk mengurangi risiko misi dan kekuatan, bukan apa yang ingin Anda lakukan,” tutur dia.
Ditanya tentang kemungkinan koordinasi antara AS dan Taliban, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan, “Kami bekerja dengan Taliban pada serangkaian masalah yang sangat sempit … Saya tidak akan membuat lompatan logika ke masalah yang lebih luas … Sulit untuk memprediksi di mana ini akan terjadi di masa depan sehubungan dengan Taliban.”
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa sehingga kami tetap fokus pada ISIS-K… (untuk) meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah mereka lakukan,” ujar Austin.
Pernyataan para pejabat pertahanan itu datang dua hari setelah pasukan dan pejabat AS yang terakhir meninggalkan Afghanistan, mengakhiri lebih dari 20 tahun kehadiran Amerika di negara itu.
Beberapa hari sebelum penarikan terakhir AS, ISIS-K, sayap kelompok ekstremis di Afghanistan, melancarkan bom bunuh diri di bandara Kabul.
Pemboman itu menewaskan 13 prajurit AS dan lebih dari 100 warga Afghanistan, menjadi hari paling mematikan bagi militer AS di Afghanistan sejak 2011.
Presiden AS Joe Biden telah bersumpah "memburu" para penyerang dan sehari setelah pengeboman, Pentagon mengatakan pihaknya melakukan serangan drone di Afghanistan yang menewaskan seorang "perencana dan fasilitator" ISIS-K.
Taliban marah dengan serangan drone itu dan mengatakan AS seharusnya memberi tahu kelompok itu karena serangan itu di tanah Afghanistan.
Berbicara setelah pasukan terakhir AS meninggalkan Afghanistan, Biden menekankan AS “belum selesai” dengan ISIS-K.
Pejabat Pentagon mengatakan presiden memberi lampu hijau untuk lebih banyak serangan terhadap kelompok ekstremis.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Angkatan Darat Mark Milley.
“Kami tidak tahu seperti apa masa depan Taliban. Tapi saya dapat memberitahu Anda dari pengalaman pribadi, ini adalah kelompok kejam dari masa lalu. Dan apakah ada yang berubah dengan mereka masih harus dilihat,” ujar Milley saat konferensi pers.
“Sejauh urusan kami dengan mereka… dalam perang, Anda melakukan apa yang harus Anda lakukan untuk mengurangi risiko misi dan kekuatan, bukan apa yang ingin Anda lakukan,” tutur dia.
Ditanya tentang kemungkinan koordinasi antara AS dan Taliban, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan, “Kami bekerja dengan Taliban pada serangkaian masalah yang sangat sempit … Saya tidak akan membuat lompatan logika ke masalah yang lebih luas … Sulit untuk memprediksi di mana ini akan terjadi di masa depan sehubungan dengan Taliban.”
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa sehingga kami tetap fokus pada ISIS-K… (untuk) meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah mereka lakukan,” ujar Austin.
Pernyataan para pejabat pertahanan itu datang dua hari setelah pasukan dan pejabat AS yang terakhir meninggalkan Afghanistan, mengakhiri lebih dari 20 tahun kehadiran Amerika di negara itu.
Beberapa hari sebelum penarikan terakhir AS, ISIS-K, sayap kelompok ekstremis di Afghanistan, melancarkan bom bunuh diri di bandara Kabul.
Pemboman itu menewaskan 13 prajurit AS dan lebih dari 100 warga Afghanistan, menjadi hari paling mematikan bagi militer AS di Afghanistan sejak 2011.
Presiden AS Joe Biden telah bersumpah "memburu" para penyerang dan sehari setelah pengeboman, Pentagon mengatakan pihaknya melakukan serangan drone di Afghanistan yang menewaskan seorang "perencana dan fasilitator" ISIS-K.
Taliban marah dengan serangan drone itu dan mengatakan AS seharusnya memberi tahu kelompok itu karena serangan itu di tanah Afghanistan.
Berbicara setelah pasukan terakhir AS meninggalkan Afghanistan, Biden menekankan AS “belum selesai” dengan ISIS-K.
Pejabat Pentagon mengatakan presiden memberi lampu hijau untuk lebih banyak serangan terhadap kelompok ekstremis.
(sya)
tulis komentar anda