Ledakan Bom Guncang Bandara Kabul, Taliban Sebut 13 Orang Tewas
Jum'at, 27 Agustus 2021 - 01:20 WIB
KABUL - Ledakan bom , yang diduga serangan bunuh diri, mengguncang area gerbang bandara internasional di Kabul, Afghanistan , Kamis (26/8/2021). Seorang pejabat Taliban mengatakan ledakan tersebut menewaskan 13 orang, termasuk anak-anak.
Serangan bom ini terjadi ketika banyak negara berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan keluar dari bandara tersebut.
Militer Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan ada dua ledakan bom di area gerbang bandara. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Amerika dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah itu karena ancaman dari kelompok ISIS.
Pejabat Taliban mengatakan banyak penjaga keamanan dari Taliban juga terluka.
Seorang pejabat AS mengatakan anggota layanan militer AS termasuk di antara mereka yang terluka. Dia mengatakan ada korban jiwa, tetapi tidak tahu berapa banyak atau dari kebangsaan apa.
Ribuan orang telah berkumpul di luar bandara dalam beberapa hari terakhir. Pasukan Barat berlomba untuk mengevakuasi orang asing dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat selama perang 20 tahun melawan Taliban, dan untuk keluar dengan batas waktu 31 Agustus.
Seorang juru bicara Pentagon mengonfirmasi sebuah ledakan bom terjadi di dekat pintu masuk Gerbang Abbey ke bandara telah menyebabkan jumlah korban yang tidak diketahui.
Seorang diplomat Barat di Kabul sebelumnya mengatakan daerah di luar gerbang bandara "sangat ramai" lagi meskipun ada peringatan tentang potensi serangan.
Banyak pejabat AS mengatakan ledakan itu tampaknya merupakan serangan bunuh diri dan seorang saksi di Kabul melihat banyak pria, wanita dan anak-anak yang terluka menunggu perawatan di luar rumah sakit.
Negara-negara Barat telah memperingatkan adanya ancaman dari militan ISIS Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau IS-K.
Taliban, yang para anggotanya menjaga perimeter di luar bandara, adalah musuh IS-K.
"Penjaga kami juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul, mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok ISIS," kata seorang pejabat Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim dan sebelum ledakan terjadi, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (27/8/2021).
Menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden telah diberitahu tentang ledakan di bandara Kabul. Biden sedang dalam pertemuan dengan pejabat keamanan tentang situasi di Afghanistan ketika ledakan itu pertama kali dilaporkan.
Kekhawatiran tentang serangan datang dengan latar belakang yang kacau di Kabul, di mana evakuasai udara besar-besaran terhadap warga negara asing dan keluarga mereka serta beberapa warga Afghanistan telah berlangsung sejak sehari sebelum Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus. Taliban merebut kekuasaan saat pasukan AS dan sekutunya hengkang dari negara itu.
Sementara itu, pasukan Kanada menghentikan evakuasi terhadap sekitar 3.700 warga Kanada dan Afghanistan pada hari Kamis.
"Kami berharap kami bisa tinggal lebih lama dan menyelamatkan semua orang," kata kepala staf pertahanan Kanada, Jenderal Wayne Eyre, kepada wartawan.
Sedangkan Biden memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban, meskipun sekutu Eropa mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu.
Dalam peringatan kemarin, Kedutaan Besar AS di Kabul menyarankan warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara dan mengatakan mereka yang sudah berada di gerbang bandara harus segera pergi.
Lihat Juga: Trump atau Harris, Pemenang Pilpres AS Ditentukan Electoral College Bukan Suara Terbanyak
Serangan bom ini terjadi ketika banyak negara berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan keluar dari bandara tersebut.
Militer Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan ada dua ledakan bom di area gerbang bandara. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Amerika dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah itu karena ancaman dari kelompok ISIS.
Pejabat Taliban mengatakan banyak penjaga keamanan dari Taliban juga terluka.
Seorang pejabat AS mengatakan anggota layanan militer AS termasuk di antara mereka yang terluka. Dia mengatakan ada korban jiwa, tetapi tidak tahu berapa banyak atau dari kebangsaan apa.
Ribuan orang telah berkumpul di luar bandara dalam beberapa hari terakhir. Pasukan Barat berlomba untuk mengevakuasi orang asing dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat selama perang 20 tahun melawan Taliban, dan untuk keluar dengan batas waktu 31 Agustus.
Seorang juru bicara Pentagon mengonfirmasi sebuah ledakan bom terjadi di dekat pintu masuk Gerbang Abbey ke bandara telah menyebabkan jumlah korban yang tidak diketahui.
Seorang diplomat Barat di Kabul sebelumnya mengatakan daerah di luar gerbang bandara "sangat ramai" lagi meskipun ada peringatan tentang potensi serangan.
Banyak pejabat AS mengatakan ledakan itu tampaknya merupakan serangan bunuh diri dan seorang saksi di Kabul melihat banyak pria, wanita dan anak-anak yang terluka menunggu perawatan di luar rumah sakit.
Negara-negara Barat telah memperingatkan adanya ancaman dari militan ISIS Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau IS-K.
Taliban, yang para anggotanya menjaga perimeter di luar bandara, adalah musuh IS-K.
"Penjaga kami juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul, mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok ISIS," kata seorang pejabat Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim dan sebelum ledakan terjadi, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (27/8/2021).
Menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden telah diberitahu tentang ledakan di bandara Kabul. Biden sedang dalam pertemuan dengan pejabat keamanan tentang situasi di Afghanistan ketika ledakan itu pertama kali dilaporkan.
Kekhawatiran tentang serangan datang dengan latar belakang yang kacau di Kabul, di mana evakuasai udara besar-besaran terhadap warga negara asing dan keluarga mereka serta beberapa warga Afghanistan telah berlangsung sejak sehari sebelum Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus. Taliban merebut kekuasaan saat pasukan AS dan sekutunya hengkang dari negara itu.
Sementara itu, pasukan Kanada menghentikan evakuasi terhadap sekitar 3.700 warga Kanada dan Afghanistan pada hari Kamis.
"Kami berharap kami bisa tinggal lebih lama dan menyelamatkan semua orang," kata kepala staf pertahanan Kanada, Jenderal Wayne Eyre, kepada wartawan.
Sedangkan Biden memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban, meskipun sekutu Eropa mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu.
Dalam peringatan kemarin, Kedutaan Besar AS di Kabul menyarankan warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara dan mengatakan mereka yang sudah berada di gerbang bandara harus segera pergi.
Lihat Juga: Trump atau Harris, Pemenang Pilpres AS Ditentukan Electoral College Bukan Suara Terbanyak
(min)
tulis komentar anda