Taliban Minta Bantuan Teknis pada Turki untuk Jalankan Bandara Kabul
Kamis, 26 Agustus 2021 - 06:01 WIB
KABUL - Taliban telah meminta bantuan teknis kepada Turki untuk menjalankan bandara Kabul setelah kepergian pasukan asing.
Meski demikian, Taliban bersikeras militer Ankara juga mundur sepenuhnya pada batas waktu akhir Agustus. Kabar itu diungkapkan dua pejabat Turki pada Reuters.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan Amerika Serikat (AS).
“Permintaan bersyarat oleh Taliban itu menempatkan Turki dalam keputusan sulit apakah akan menerima pekerjaan berbahaya itu,” ungkap seorang pejabat Turki.
Turki yang mayoritas Muslim adalah bagian dari misi NATO di Afghanistan dan masih memiliki ratusan tentara di bandara Kabul. Para pejabat mengatakan mereka siap mundur dari Afghanistan dalam waktu singkat.
Tetapi pemerintah Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa mereka dapat tetap hadir di bandara jika diminta.
Setelah Taliban menguasai Afghanistan, Turki menawarkan bantuan teknis dan keamanan di bandara.
“Taliban telah meminta dukungan teknis dalam menjalankan bandara Kabul,” ungkap seorang pejabat senior Turki, seraya menambahkan permintaan Taliban agar semua pasukan Turki pergi akan memperumit misi prospektif apa pun.
“Memastikan keselamatan pekerja tanpa Angkatan Bersenjata Turki adalah pekerjaan yang berisiko,” papar pejabat itu tanpa menyebut nama karena tidak berwenang berbicara pada media.
“Pembicaraan dengan Taliban mengenai masalah ini sedang berlangsung dan, sementara itu, persiapan untuk penarikan pasukan telah selesai,” ungkap pejabat Turki itu.
Tidak jelas apakah Turki akan setuju untuk memberikan bantuan teknis jika pasukannya tidak ada di bandara Kabul untuk menjamin keamanan.
Pejabat Turki lainnya mengatakan keputusan akhir akan dibuat pada batas waktu 31 Agustus bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu dan mengakhiri keterlibatan militer selama 20 tahun di Afghanistan.
Menjaga bandara tetap terbuka setelah pasukan asing menyerahkan kendali sangat penting, tidak hanya bagi Afghanistan untuk tetap terhubung dengan dunia tetapi juga untuk menjaga pasokan dan operasi bantuan.
“Ini akan menjadi jalur penting bagi aksi kemanusiaan di Afghanistan,” ungkap Mary Ellen McGroarty, direktur Program Pangan Dunia di Afghanistan, pekan lalu.
Turki telah memuji Taliban sejak mereka merebut Kabul, dan mengatakan pihaknya terbuka untuk terlibat dengan mereka begitu pemerintah baru terbentuk.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada Selasa bahwa kelompok itu mencari hubungan baik dengan Turki.
“Kami ingin hubungan baik dengan Turki, pemerintah Turki dan orang-orang Muslim di negara Turki. Adapun pasukan Turki yang ditempatkan di Afghanistan, kami tidak membutuhkan mereka di negara kami dan setelah evakuasi selesai, kami akan mengamankan bandara sendiri,” ujar Mujahid.
Turki bertanggung jawab mengamankan bandara Kabul dalam pengerahan pasukan NATO dan telah terlibat dalam upaya evakuasi selama dua pekan terakhir.
AS mengatakan sedang berkoordinasi dengan mitra regional, serta Taliban, tentang operasi bandara Kabul di masa depan.
“Negara yang berfungsi, ekonomi yang berfungsi, pemerintah yang memiliki kemiripan hubungan dengan seluruh dunia, membutuhkan bandara komersial yang berfungsi,” papar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
“Kami sedang berdiskusi dengan Taliban di front ini. Mereka telah menunjukkan kepada kami dengan tegas bahwa mereka berusaha untuk memiliki bandara komersial yang berfungsi,” pungkas dia.
Meski demikian, Taliban bersikeras militer Ankara juga mundur sepenuhnya pada batas waktu akhir Agustus. Kabar itu diungkapkan dua pejabat Turki pada Reuters.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan Amerika Serikat (AS).
“Permintaan bersyarat oleh Taliban itu menempatkan Turki dalam keputusan sulit apakah akan menerima pekerjaan berbahaya itu,” ungkap seorang pejabat Turki.
Baca Juga
Turki yang mayoritas Muslim adalah bagian dari misi NATO di Afghanistan dan masih memiliki ratusan tentara di bandara Kabul. Para pejabat mengatakan mereka siap mundur dari Afghanistan dalam waktu singkat.
Tetapi pemerintah Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa mereka dapat tetap hadir di bandara jika diminta.
Setelah Taliban menguasai Afghanistan, Turki menawarkan bantuan teknis dan keamanan di bandara.
“Taliban telah meminta dukungan teknis dalam menjalankan bandara Kabul,” ungkap seorang pejabat senior Turki, seraya menambahkan permintaan Taliban agar semua pasukan Turki pergi akan memperumit misi prospektif apa pun.
“Memastikan keselamatan pekerja tanpa Angkatan Bersenjata Turki adalah pekerjaan yang berisiko,” papar pejabat itu tanpa menyebut nama karena tidak berwenang berbicara pada media.
“Pembicaraan dengan Taliban mengenai masalah ini sedang berlangsung dan, sementara itu, persiapan untuk penarikan pasukan telah selesai,” ungkap pejabat Turki itu.
Tidak jelas apakah Turki akan setuju untuk memberikan bantuan teknis jika pasukannya tidak ada di bandara Kabul untuk menjamin keamanan.
Pejabat Turki lainnya mengatakan keputusan akhir akan dibuat pada batas waktu 31 Agustus bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu dan mengakhiri keterlibatan militer selama 20 tahun di Afghanistan.
Menjaga bandara tetap terbuka setelah pasukan asing menyerahkan kendali sangat penting, tidak hanya bagi Afghanistan untuk tetap terhubung dengan dunia tetapi juga untuk menjaga pasokan dan operasi bantuan.
“Ini akan menjadi jalur penting bagi aksi kemanusiaan di Afghanistan,” ungkap Mary Ellen McGroarty, direktur Program Pangan Dunia di Afghanistan, pekan lalu.
Turki telah memuji Taliban sejak mereka merebut Kabul, dan mengatakan pihaknya terbuka untuk terlibat dengan mereka begitu pemerintah baru terbentuk.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada Selasa bahwa kelompok itu mencari hubungan baik dengan Turki.
“Kami ingin hubungan baik dengan Turki, pemerintah Turki dan orang-orang Muslim di negara Turki. Adapun pasukan Turki yang ditempatkan di Afghanistan, kami tidak membutuhkan mereka di negara kami dan setelah evakuasi selesai, kami akan mengamankan bandara sendiri,” ujar Mujahid.
Turki bertanggung jawab mengamankan bandara Kabul dalam pengerahan pasukan NATO dan telah terlibat dalam upaya evakuasi selama dua pekan terakhir.
AS mengatakan sedang berkoordinasi dengan mitra regional, serta Taliban, tentang operasi bandara Kabul di masa depan.
“Negara yang berfungsi, ekonomi yang berfungsi, pemerintah yang memiliki kemiripan hubungan dengan seluruh dunia, membutuhkan bandara komersial yang berfungsi,” papar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
“Kami sedang berdiskusi dengan Taliban di front ini. Mereka telah menunjukkan kepada kami dengan tegas bahwa mereka berusaha untuk memiliki bandara komersial yang berfungsi,” pungkas dia.
(sya)
tulis komentar anda