Ironis, Pesawat Hanya Bawa Satu Penumpang Saat Ribuan Orang Menunggu di Kabul
Minggu, 22 Agustus 2021 - 00:01 WIB
Farthing kemudian mengatakan kepada Sky News bahwa dia dan istrinya, warga negara Norwegia, menuju ke bandara pada malam hari untuk menghindari kerumunan besar yang berkumpul di depan bandara sejak Kabul direbut Taliban pada 15 Agustus.
Istrinya telah memutuskan meninggalkan Afghanistan ke negara asalnya Norwegia, sementara Farthing telah memilih tetap tinggal, bersumpah untuk tetap tinggal di Afghanistan sampai 71 karyawan Afghanistan yang dipekerjakannya dievakuasi bersama keluarga mereka.
Istrinya cukup beruntung mendapatkan tempat duduk di penerbangan ke luar negeri tetapi tampaknya terkejut bahwa dia adalah satu-satunya penumpang.
“Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pesawat yang hampir kosong itu bukan milik mereka,” ungkap laporan Sky News.
Menurut mantan marinir itu, “Pesawat lepas landas dari bandara Kabul setiap jam, terlepas dari apakah mereka penuh atau tidak."
Pada saat yang sama, banyak orang bahkan tidak dapat mencapai bandara karena Taliban meningkatkan patroli dan pos pemeriksaan di sekitar kota.
“Kami akan meninggalkan orang-orang, itu adalah hal yang mutlak,” ujar Farthing saat menggambarkan situasi “memilukan” di ibu kota.
“Ini benar-benar evakuasi kacau. Kita akan menonton beberapa adegan yang benar-benar mengerikan,” tutur dia.
Farthing mengatakan dia takut harus kembali ke bandara. Dia mengaku tidak tahu bagaimana dia bisa mengamankan perjalanan yang aman untuk dirinya sendiri dan para stafnya yang tersisa.
Seperti sekutu Baratnya, Inggris telah menghadapi kritik karena tidak bertindak lebih cepat untuk mengevakuasi warga dan pengungsi ketika Taliban mendekati ibu kota Kabul.
Istrinya telah memutuskan meninggalkan Afghanistan ke negara asalnya Norwegia, sementara Farthing telah memilih tetap tinggal, bersumpah untuk tetap tinggal di Afghanistan sampai 71 karyawan Afghanistan yang dipekerjakannya dievakuasi bersama keluarga mereka.
Istrinya cukup beruntung mendapatkan tempat duduk di penerbangan ke luar negeri tetapi tampaknya terkejut bahwa dia adalah satu-satunya penumpang.
“Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pesawat yang hampir kosong itu bukan milik mereka,” ungkap laporan Sky News.
Menurut mantan marinir itu, “Pesawat lepas landas dari bandara Kabul setiap jam, terlepas dari apakah mereka penuh atau tidak."
Pada saat yang sama, banyak orang bahkan tidak dapat mencapai bandara karena Taliban meningkatkan patroli dan pos pemeriksaan di sekitar kota.
“Kami akan meninggalkan orang-orang, itu adalah hal yang mutlak,” ujar Farthing saat menggambarkan situasi “memilukan” di ibu kota.
“Ini benar-benar evakuasi kacau. Kita akan menonton beberapa adegan yang benar-benar mengerikan,” tutur dia.
Farthing mengatakan dia takut harus kembali ke bandara. Dia mengaku tidak tahu bagaimana dia bisa mengamankan perjalanan yang aman untuk dirinya sendiri dan para stafnya yang tersisa.
Seperti sekutu Baratnya, Inggris telah menghadapi kritik karena tidak bertindak lebih cepat untuk mengevakuasi warga dan pengungsi ketika Taliban mendekati ibu kota Kabul.
tulis komentar anda