Pertama di Dunia, India Setujui Vaksin DNA untuk Melawan COVID-19
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 05:31 WIB
Namun, lebih dari 160 vaksin DNA yang berbeda sedang diuji dalam uji klinis manusia di AS. Sebagian besar dikhususkan untuk mengobati kanker, dan sepertiga dari vaksin tersebut untuk mengobati HIV.
ZyCov-D juga merupakan vaksin COVID-19 bebas jarum pertama di India.
Vaksin ini diberikan dengan injektor bebas jarum sekali pakai, yang menggunakan aliran sempit cairan untuk menembus kulit dan mengirimkan tusukan ke jaringan yang tepat.
"Memiliki vaksin DNA yang bekerja melawan infeksi adalah masalah besar. Jika itu memberikan perlindungan yang baik, ini adalah sesuatu yang akan dibanggakan India," ujar Dr Gagandeep Kang, seorang ahli virologi dan wanita India pertama yang terpilih sebagai Fellow of the Royal Society of London.
Para ilmuwan mengatakan vaksin DNA relatif murah, aman dan stabil. Mereka juga dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi - 2 hingga 8C.
Cadila Healthcare mengklaim bahwa vaksin mereka telah menunjukkan "stabilitas yang baik" pada suhu 25C selama setidaknya tiga bulan. Ini akan membantu vaksin untuk diangkut dan disimpan dengan mudah.
Meski begigu, vaksin DNA yang dikembangkan untuk penyakit menular pada manusia telah gagal di masa lalu.
"Masalahnya adalah mereka bekerja dengan baik pada hewan. Tetapi mereka tidak menawarkan tingkat perlindungan respon imun yang sama pada manusia," jelas Kang.
Tantangannya, menurut Kang, adalah bagaimana mendorong DNA plasmid ke dalam sel manusia sehingga memberikan respon imun yang tahan lama.
Dr Jeremy Kamil, seorang ahli virus di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Louisiana di Shreveport, mengungkapkan sentimen serupa.
ZyCov-D juga merupakan vaksin COVID-19 bebas jarum pertama di India.
Vaksin ini diberikan dengan injektor bebas jarum sekali pakai, yang menggunakan aliran sempit cairan untuk menembus kulit dan mengirimkan tusukan ke jaringan yang tepat.
"Memiliki vaksin DNA yang bekerja melawan infeksi adalah masalah besar. Jika itu memberikan perlindungan yang baik, ini adalah sesuatu yang akan dibanggakan India," ujar Dr Gagandeep Kang, seorang ahli virologi dan wanita India pertama yang terpilih sebagai Fellow of the Royal Society of London.
Para ilmuwan mengatakan vaksin DNA relatif murah, aman dan stabil. Mereka juga dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi - 2 hingga 8C.
Cadila Healthcare mengklaim bahwa vaksin mereka telah menunjukkan "stabilitas yang baik" pada suhu 25C selama setidaknya tiga bulan. Ini akan membantu vaksin untuk diangkut dan disimpan dengan mudah.
Meski begigu, vaksin DNA yang dikembangkan untuk penyakit menular pada manusia telah gagal di masa lalu.
"Masalahnya adalah mereka bekerja dengan baik pada hewan. Tetapi mereka tidak menawarkan tingkat perlindungan respon imun yang sama pada manusia," jelas Kang.
Tantangannya, menurut Kang, adalah bagaimana mendorong DNA plasmid ke dalam sel manusia sehingga memberikan respon imun yang tahan lama.
Dr Jeremy Kamil, seorang ahli virus di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Louisiana di Shreveport, mengungkapkan sentimen serupa.
tulis komentar anda