Taliban Kembali Langgar Janji, Larang Jurnalis Perempuan Afghanistan Bekerja
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 00:02 WIB
“Melucuti media publik dari presenter berita perempuan terkemuka adalah tanda yang tidak menyenangkan bahwa penguasa Taliban Afghanistan tidak berniat memenuhi janji mereka untuk menghormati hak-hak perempuan, di media atau di tempat lain,” kata koordinator program CPJ Asia Steven Butler.
"Taliban harus membiarkan pembawa berita perempuan kembali bekerja, dan mengizinkan semua jurnalis bekerja dengan aman dan tanpa gangguan," sambungnya.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Februari 2021 menemukan bahwa peningkatan korban sipil di Afghanistan telah memasukkan 30 kasus jurnalis dan pekerja media lainnya yang terbunuh sejak 2018, menjadikan negara itu salah satu tempat yang lebih berbahaya di dunia untuk menjadi jurnalis.
Selain para jurnalis yang terbunuh saat bekerja, lusinan jurnalis perempuan, khususnya, telah menghadapi serangan atau meninggalkan negara itu sama sekali pada tahun lalu, menurut laporan Human Rights Watch dari April lalu. Wartawan perempuan di luar kota-kota besar menghadapi risiko tertentu.
Pada Maret 2021, tiga perempuan muda ditembak mati di luar stasiun televisi tempat mereka bekerja di Jalalabad, dengan afiliasi ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Pembunuhan yang ditargetkan terhadap tiga perempuan itu mengikuti pembunuhan Malalai Maiwand, seorang jurnalis televisi, di luar stasiun yang sama pada Desember 2020.
"Taliban harus membiarkan pembawa berita perempuan kembali bekerja, dan mengizinkan semua jurnalis bekerja dengan aman dan tanpa gangguan," sambungnya.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Februari 2021 menemukan bahwa peningkatan korban sipil di Afghanistan telah memasukkan 30 kasus jurnalis dan pekerja media lainnya yang terbunuh sejak 2018, menjadikan negara itu salah satu tempat yang lebih berbahaya di dunia untuk menjadi jurnalis.
Selain para jurnalis yang terbunuh saat bekerja, lusinan jurnalis perempuan, khususnya, telah menghadapi serangan atau meninggalkan negara itu sama sekali pada tahun lalu, menurut laporan Human Rights Watch dari April lalu. Wartawan perempuan di luar kota-kota besar menghadapi risiko tertentu.
Pada Maret 2021, tiga perempuan muda ditembak mati di luar stasiun televisi tempat mereka bekerja di Jalalabad, dengan afiliasi ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Pembunuhan yang ditargetkan terhadap tiga perempuan itu mengikuti pembunuhan Malalai Maiwand, seorang jurnalis televisi, di luar stasiun yang sama pada Desember 2020.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda