Taliban Dituduh Bunuh Wanita Tak Berburqa, Padahal Janji Hormati Hak Wanita
Kamis, 19 Agustus 2021 - 00:02 WIB
KABUL - Kelompok Taliban dituduh telah membunuh seorang wanita karena tidak mengenakan burqa di tempat umum di Provinsi Takhar, Afghanistan , Selasa (17/8/2021). Ironisnya, pembunuhan yang dituduhkan ini terjadi pada hari yang sama ketika kelompok itu berjanji akan menghormati hak-hak wanita di negara itu.
Tuduhan itu dilaporkan sejumlah media Barat, salah satunya New York Post pada Rabu (18/8/2021). Menurut laporan tersebut, tubuh korban terbaring dalam genangan darah, dan anggota keluarganya menangis di dekatnya.
Laporan itu disertai juga dengan bukti foto. Meski demikian, laporan dan foto tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Kelompok Taliban belum berkomentar atas laporan itu. Media lokal juga tidak melaporkan tentang pembunuhan tersebut.
Saat Taliban dengan kecepatan yang menakjubkan telah merebut Afghanistan, iklan-iklan di dinding bergambar wanita dengan pakaian Barat ditutupi cat putih, sementara pria dengan jeans dan T-shirt bergegas untuk berganti ke tunik tradisional.
"Satu-satunya hal yang dipikirkan orang adalah bagaimana bertahan hidup di sini atau bagaimana melarikan diri," kata Aisha Khurram, 22 , seperti dikutip oleh kantor berita AP di Kabul. "Satu-satunya yang kita miliki adalah Tuhan kita."
Para milisi rezim baru di Afghanistan dilaporkan telah berpatroli di jalan-jalan Kabul dan banyak kota lain, memukuli orang-orang yang mencoba melarikan diri.
"Ada anak-anak, wanita, bayi, wanita tua, mereka hampir tidak bisa berjalan,” kata seorang mantan kontraktor Departemen Luar Negeri Afghanistan kepada Fox News.
“Mereka [berada dalam] situasi yang sangat, sangat buruk, saya beri tahu Anda. Pada akhirnya, saya berpikir bahwa ada sekitar 10.000 atau lebih dari 10.000 orang, dan mereka berlari ke bandara...Taliban memukuli orang dan orang-orang melompat dari pagar, kawat berduri, dan juga dinding," kata mantan kontraktor tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengadakan konferensi pers pada hari Selasa untuk mengatakan bahwa kelompoknya akan menghormati hak-hak wanita, dalam hukum syariah yang sangat ketat.
Kelompok itu mendesak para wanita untuk kembali bekerja dan anak perempuan kembali ke sekolah.
Mujahid juga berjanji untuk memberikan amnesti kepada warga Afghanistan yang bekerja dengan pemerintah rancangan Amerika Serikat yang sekarang telah digulingkan.
Tuduhan itu dilaporkan sejumlah media Barat, salah satunya New York Post pada Rabu (18/8/2021). Menurut laporan tersebut, tubuh korban terbaring dalam genangan darah, dan anggota keluarganya menangis di dekatnya.
Laporan itu disertai juga dengan bukti foto. Meski demikian, laporan dan foto tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Kelompok Taliban belum berkomentar atas laporan itu. Media lokal juga tidak melaporkan tentang pembunuhan tersebut.
Saat Taliban dengan kecepatan yang menakjubkan telah merebut Afghanistan, iklan-iklan di dinding bergambar wanita dengan pakaian Barat ditutupi cat putih, sementara pria dengan jeans dan T-shirt bergegas untuk berganti ke tunik tradisional.
"Satu-satunya hal yang dipikirkan orang adalah bagaimana bertahan hidup di sini atau bagaimana melarikan diri," kata Aisha Khurram, 22 , seperti dikutip oleh kantor berita AP di Kabul. "Satu-satunya yang kita miliki adalah Tuhan kita."
Para milisi rezim baru di Afghanistan dilaporkan telah berpatroli di jalan-jalan Kabul dan banyak kota lain, memukuli orang-orang yang mencoba melarikan diri.
"Ada anak-anak, wanita, bayi, wanita tua, mereka hampir tidak bisa berjalan,” kata seorang mantan kontraktor Departemen Luar Negeri Afghanistan kepada Fox News.
“Mereka [berada dalam] situasi yang sangat, sangat buruk, saya beri tahu Anda. Pada akhirnya, saya berpikir bahwa ada sekitar 10.000 atau lebih dari 10.000 orang, dan mereka berlari ke bandara...Taliban memukuli orang dan orang-orang melompat dari pagar, kawat berduri, dan juga dinding," kata mantan kontraktor tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengadakan konferensi pers pada hari Selasa untuk mengatakan bahwa kelompoknya akan menghormati hak-hak wanita, dalam hukum syariah yang sangat ketat.
Kelompok itu mendesak para wanita untuk kembali bekerja dan anak perempuan kembali ke sekolah.
Mujahid juga berjanji untuk memberikan amnesti kepada warga Afghanistan yang bekerja dengan pemerintah rancangan Amerika Serikat yang sekarang telah digulingkan.
(min)
tulis komentar anda