Sebut Penarikan Pasukan Hal Memalukan, Trump: China Menertawakan Kami

Rabu, 18 Agustus 2021 - 17:06 WIB
Presiden Joe Biden mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri kehadiran militer AS di Afghanistan pada 14 April, yang merupakan kampanye militer AS terlama di luar negeri. Saat penarikan hampir selesai, para pejuang Taliban memasuki Kabul dan mengambil alih kekuasaan di negara itu pada 15 Agustus.

Sementara tampaknya pengambilalihan Taliban datang sebagai kejutan bagi Biden, yang telah meyakinkan pemilih Amerika tentang kompetensi dan kekuatan pasukan Afghanistan, intelijen AS telah meramalkan jatuhnya Afghanistan dengan cepat ke tangan kelompok Islamis itu.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, seorang teknokrat, melarikan diri ke luar negeri dengan kantong berisi uang tunai , menyusul kemenangan Taliban. Ghani mengklaim "pengalihan kekuasaan" yang cepat dilakukan untuk mencegah apa yang dia gambarkan sebagai pertumpahan darah yang akan terjadi jika Taliban harus berperang untuk kota itu.



Namun, kelompok itu mengklaim akan mendukung pemerintah baru yang inklusif dan menghormati keyakinan agama serta nilai-nilai spiritual semua warga Afghanistan. Pada saat yang sama, mereka bersumpah untuk menjamin hak-hak perempuan Afghanistan.

Berbicara tentang Ghani, Trump mengatakan: "Saya tidak pernah memiliki banyak kepercayaan, terus terang, pada Ghani. Saya mengatakan itu secara terbuka. Saya pikir dia benar-benar bajingan. Saya tidak pernah menyukainya," ujar Trump.

Menurut Trump, situasi Afghanistan saat ini akan mempengaruhi hubungan luar negeri AS selama beberapa dekade mendatang.

"(Ini adalah) waktu yang mengerikan bagi negara kita...ini adalah periode waktu paling memalukan yang pernah saya lihat," ucap Trump.

Trump, yang telah berjanji untuk mengakhiri "perang tanpa akhir" yang telah dilakukan AS di Timur Tengah, merundingkan kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020 yang diwarisi oleh pemerintahan Biden. Kesepakatan itu, yang ditandatangani di Doha Qatar, mempertimbangkan penarikan bertahap pasukan AS dari Afghanistan sebagai imbalan atas komitmen Taliban untuk tidak mendukung al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya di wilayah tersebut.

Dia, bagaimanapun, mengatakan bahwa Taliban tidak suka bernegosiasi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More