Taliban Kini Punya Banyak Helikopter dan Pesawat Tempur Buatan AS dan Rusia
Rabu, 18 Agustus 2021 - 13:20 WIB
Tidak seperti jet tempur yang dibangun untuk kecepatan dan kemampuan manuver dalam pertempuran udara, A-29 dioptimalkan untuk misi kontra-pemberontakan di mana pesawat harus terbang lambat dan rendah untuk menyerang target di darat.
Pesawat itu dapat diterbangkan oleh pilot yang relatif tidak berpengalaman dan dioperasikan di lingkungan yang keras.
“Karakteristik tersebut membuatnya sangat cocok untuk angkatan udara Afghanistan, yang sedang dibangun dari bawah ke atas, tetapi bukan teknologi yang dapat mengancam militer AS dalam keterlibatan masa depan dengan Taliban,” ujar Jenderal Mark Kelly, yang memimpin Komando Tempur Udara.
“Dapat dimengerti jika orang khawatir tentang kemampuan apa pun yang jatuh ke tangan orang-orang di mana kita tidak tahu persis bagaimana mereka akan menggunakannya, siapa yang akan menggunakannya untuk melawan, apakah itu (senapan) M16 atau apakah itu A-29,” ungkap Kelly kepada Defense News dalam wawancara 16 Agustus.
“Tetapi cukup untuk mengatakan bahwa teknologi yang ada di A-29 bukanlah teknologi mutakhir,” papar dia.
“Ketika Anda melihat jangkauan dan kecepatan pesawat serta kekuatan komputer dan kemampuan mengangkat, itu bukan sesuatu yang, sejujurnya, menjadi perhatian kita,” ungkap dia.
“Sementara Taliban dapat berusaha menjual pesawat yang disita, tidak ada pesawat atau helikopter yang dioperasikan angkatan udara Afghanistan yang mengandung teknologi sensitif yang akan berguna bagi negara-negara seperti China atau Rusia,” papar Richard Aboulafia, analis kedirgantaraan di Teal Group.
“Sejujurnya, jika Rusia atau China ingin mendapatkan Super Tucano atau model awal Black Hawk, itu tidak akan sulit. Mereka dilengkapi dengan cara yang cukup berteknologi rendah,” papar dia.
Pesawat itu dapat diterbangkan oleh pilot yang relatif tidak berpengalaman dan dioperasikan di lingkungan yang keras.
“Karakteristik tersebut membuatnya sangat cocok untuk angkatan udara Afghanistan, yang sedang dibangun dari bawah ke atas, tetapi bukan teknologi yang dapat mengancam militer AS dalam keterlibatan masa depan dengan Taliban,” ujar Jenderal Mark Kelly, yang memimpin Komando Tempur Udara.
“Dapat dimengerti jika orang khawatir tentang kemampuan apa pun yang jatuh ke tangan orang-orang di mana kita tidak tahu persis bagaimana mereka akan menggunakannya, siapa yang akan menggunakannya untuk melawan, apakah itu (senapan) M16 atau apakah itu A-29,” ungkap Kelly kepada Defense News dalam wawancara 16 Agustus.
“Tetapi cukup untuk mengatakan bahwa teknologi yang ada di A-29 bukanlah teknologi mutakhir,” papar dia.
“Ketika Anda melihat jangkauan dan kecepatan pesawat serta kekuatan komputer dan kemampuan mengangkat, itu bukan sesuatu yang, sejujurnya, menjadi perhatian kita,” ungkap dia.
“Sementara Taliban dapat berusaha menjual pesawat yang disita, tidak ada pesawat atau helikopter yang dioperasikan angkatan udara Afghanistan yang mengandung teknologi sensitif yang akan berguna bagi negara-negara seperti China atau Rusia,” papar Richard Aboulafia, analis kedirgantaraan di Teal Group.
“Sejujurnya, jika Rusia atau China ingin mendapatkan Super Tucano atau model awal Black Hawk, itu tidak akan sulit. Mereka dilengkapi dengan cara yang cukup berteknologi rendah,” papar dia.
(sya)
tulis komentar anda