Taiwan Batalkan Proyek 60 Kapal Serbu karena Tak Mampu Melawan China
Selasa, 10 Agustus 2021 - 13:46 WIB
Kesepakatan itu, senilai USD2,4 miliar, telah disetujui oleh mantan presiden AS Donald Trump pada Oktober dan akan mencakup 400 rudal Harpoon berbasis darat, yang dapat diluncurkan dari peluncur seluler darat.
Media berita lokal mengatakan pada hari Senin pembatalan proyek menelan biaya setidaknya NTD200 juta dana yang dihabiskan untuk desain dan pengembangan prototipe kapal.
Namun Angkatan Laut mengatakan penelitian dan pengembangan tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk proyek kapal di masa depan dan tidak membuang-buang dana pemerintah.
Kementerian Pertahanan dilaporkan telah mulai memproduksi massal korvet rudal kelas Tuo Jiang untuk meningkatkan kekuatan perang asimetris militer pulau itu.
Dijuluki "pembunuh kapal induk", korvet kecil tapi kuat adalah kapal perang siluman canggih yang akan membuat kapal hampir tidak terlihat di laut dan bahkan lebih sulit untuk dideteksi ketika beroperasi di dekat pantai.
Su Tzu-yun, seorang analis senior di Institute for National Defense and Security Research, mengatakan baik kapal serbu rudal dan korvet kelas Tuo Jiang memiliki kemampuan perang asimetris yang efektif.
"Pembatalan ini terutama karena kebutuhan prioritas angkatan laut daripada masalah stabilitas kapal serbu rudal,” katanya, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (10/8/2021), seraya menambahkan bahwa peluncuran rudal bergantung pada sistem radar daripada stabilitas kapal di laut.
Menurutnya, sistem Harpoon berbasis darat jauh lebih murah daripada kapal serbu rudal dan sama efektifnya dalam menghalau serangan amfibi jika terjadi konflik dengan China.
Beijing, yang mengklaim kedaulatan Taiwan, tidak meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu dan telah meningkatkan intimidasi militer terhadap Taiwan sejak Tsai Ing-wen, dari Partai Progresif Demokratik yang condong pada kemerdekaan, terpilih sebagai presiden pada 2016 dan menolak untuk menerima prinsip satu-China.
Media berita lokal mengatakan pada hari Senin pembatalan proyek menelan biaya setidaknya NTD200 juta dana yang dihabiskan untuk desain dan pengembangan prototipe kapal.
Namun Angkatan Laut mengatakan penelitian dan pengembangan tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk proyek kapal di masa depan dan tidak membuang-buang dana pemerintah.
Kementerian Pertahanan dilaporkan telah mulai memproduksi massal korvet rudal kelas Tuo Jiang untuk meningkatkan kekuatan perang asimetris militer pulau itu.
Dijuluki "pembunuh kapal induk", korvet kecil tapi kuat adalah kapal perang siluman canggih yang akan membuat kapal hampir tidak terlihat di laut dan bahkan lebih sulit untuk dideteksi ketika beroperasi di dekat pantai.
Su Tzu-yun, seorang analis senior di Institute for National Defense and Security Research, mengatakan baik kapal serbu rudal dan korvet kelas Tuo Jiang memiliki kemampuan perang asimetris yang efektif.
"Pembatalan ini terutama karena kebutuhan prioritas angkatan laut daripada masalah stabilitas kapal serbu rudal,” katanya, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (10/8/2021), seraya menambahkan bahwa peluncuran rudal bergantung pada sistem radar daripada stabilitas kapal di laut.
Menurutnya, sistem Harpoon berbasis darat jauh lebih murah daripada kapal serbu rudal dan sama efektifnya dalam menghalau serangan amfibi jika terjadi konflik dengan China.
Beijing, yang mengklaim kedaulatan Taiwan, tidak meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu dan telah meningkatkan intimidasi militer terhadap Taiwan sejak Tsai Ing-wen, dari Partai Progresif Demokratik yang condong pada kemerdekaan, terpilih sebagai presiden pada 2016 dan menolak untuk menerima prinsip satu-China.
Lihat Juga :
tulis komentar anda