Teluk Arab Memanas, IRGC Iran Siap Ladeni Tantangan AL AS

Kamis, 28 Mei 2020 - 22:42 WIB
Angkatan Laut Iran siap meladeni tantangan AL AS. Foto/Ilustrasi
TEHERAN - Situasi di Teluk Arab memanas setelah Garda Revolusi Iran (IRGC) mengirim peringatan kepada Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). IRGC mengatakan mereka tidak akan menghindar dari tantangan kekuatan Angkatan Laut AS di Teluk Arab.

"Hari ini kami mengumumkan bahwa di mana pun orang Amerika berada, kami berada di sana di samping Anda, dan dalam waktu dekat Anda akan semakin merasakan (kehadiran) kami," kata Komandan Angkatan Laut IRGC Laksamana Alireza Tangsiri di sela-sela upacara peluncuran sejumlah speedboat militer baru dan telah mengalami pembaruan di Teluk Persia, kantor berita Tasnim yang dikutip Bloomberg, Kamis (28/5/2020).

Tidak jelas apakah semua kapal yang ditunjukkan pada upacara itu baru atau berapa banyak yang telah dipugar. Pada Maret 2016, IRGC menerima sejumlah kapal kelas Ashoura dan Zulfaghar - model yang sama yang diluncurkan pada hari ini - dari Kementerian Pertahanan.



Menurut Tangsiri, IRGC juga membuat kapal baru yang akan dinamai Jenderal Qassem Soleimani, yang dibunuh dalam serangan udara AS di Irak pada Januari.

Sebulan yang lalu, Presiden AS Donald Trump memerintahkan angkatan laut untuk menghancurkan kapal Iran yang melecehkan kapal AS. Perintah itu dikeluarkan setelah kapal IRGC dengan berbahaya mendekati kapal militer Amerika dalam apa yang dikatakan Komando Pusat AS sebagai perairan internasional. (Baca: Trump Perintahkan Hancurkan Kapal Iran Pengganggu Kapal Perang AS )

Awal bulan ini, angkatan laut Iran kehilangan 19 pelaut dalam insiden 'salah' tembak yang melibatkan kapal-kapalnya sendiri selama latihan militer di Teluk Oman. (Baca: Iran Tak Sengaja Merudal Kapal Perangnya, 19 Tentara Tewas )

Permusuhan antara Iran dan AS telah meningkat setelah Washington keluar dari kesepakatan nuklir multi pihak 2015 yang bertujuan untuk meremajakan ekonomi Iran dan memperbaharui sanksi atas ekspor minyak negara itu. AS juga menetapkan IRGC sebagai sebuah organisasi teroris. Ketegangan hampir meletus menjadi konflik langsung setelah AS membunuh Soleimani.

Pemerintahan Trump mengatakan ingin Iran menyetujui kesepakatan yang lebih keras pada program nuklir Teheran, dan untuk menghentikan dukungan bagi kelompok proksinya di Timur Tengah, termasuk melalui kelompok-kelompok seperti Hizbullah. Namun Iran mengatakan tidak akan bernegosiasi sampai AS kembali ke kesepakatan semula.

Dalam langkah terakhirnya, AS pada hari Rabu mengakhiri keringanan sanksi yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Rusia, China dan Eropa untuk bekerja di situs nuklir sipil Iran.

"Republik Islam Iran tidak akan mundur atau membungkuk di hadapan musuh," tegas Jenderal Hossein Salami, komandan IRGC, dalam pidato yang disiarkan di TV pemerintah.

“Pertahanan adalah logika kita dalam perang, tetapi pertahanan itu tidak berarti kepasifan. Operasi dan taktik kami menyinggung dan kami telah menunjukkan ini di lapangan," imbuhnya.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More