Taliban Bunuh Juru Bicara Pemerintah Afghanistan saat Salat Jumat

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 20:54 WIB
Puluhan aktivis sosial, jurnalis, birokrat, hakim dan tokoh masyarakat yang berjuang mempertahankan pemerintahan liberal telah dibunuh Taliban untuk membungkam perbedaan pendapat di negara itu.

Berjuang untuk menerapkan kembali hukum Islam yang ketat setelah digulingkan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS, Taliban meningkatkan kampanye mereka untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS saat pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang.

Seorang pejabat di kementerian dalam negeri federal mengatakan "teroris biadab membunuh" Menapal saat salat Jumat.

"Dia (Menapal) adalah seorang pemuda yang berdiri seperti gunung di hadapan propaganda musuh, dan yang selalu menjadi pendukung utama rezim (Afghanistan)," ungkap Mirwais Stanikzai, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

“Di tempat lain, pejuang Taliban mengintensifkan bentrokan dengan pasukan Afghanistan dan menyerang milisi yang bersekutu dengan pemerintah, memperluas dominasi mereka di kota-kota perbatasan dan mendekati dua ibu kota provinsi,” ungkap pejabat Afghanistan.

Sebanyak 10 tentara Afghanistan dan seorang komandan anggota bersenjata milik kelompok milisi Abdul Rashid Dostum di provinsi utara Jowzjan tewas.

"Taliban melancarkan serangan kekerasan di pinggiran (ibu kota provinsi) Sheberghan pekan ini dan selama bentrokan hebat seorang komandan pasukan milisi pro-pemerintah yang setia kepada Dustom tewas," ujar Abdul Qader Malia, wakil gubernur provinsi Jowzjan.

Anggota dewan provinsi lainnya mengatakan sembilan dari 10 distrik Jowzjan sekarang dikendalikan Taliban dan pertempuran untuk mengendalikan Sheberghan sedang berlangsung.

Di provinsi Helmand selatan, kerusakan properti sipil memperburuk krisis kemanusiaan ketika toko-toko terbakar dalam pertempuran selama sepekan untuk menguasai ibu kota Lashkar Gah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini mengatakan sangat prihatin dengan keselamatan puluhan ribu warga yang terperangkap di kota itu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More