Pasukan yang Didukung Iran Dituduh Bajak Kapal Tanker di Pantai Fujairah
Rabu, 04 Agustus 2021 - 06:29 WIB
FUJAIRAH - Pasukan yang didukung Iran diyakini telah membajak satu kapal tanker di pantai Fujairah, Uni Emirat Arab. Informasi itu diungkapkan sejumlah sumber keamanan maritim Inggris pada Reuters.
“Sumber-sumber di Inggris percaya bahwa kapal tanker Asphalt Princess telah dibajak dan bekerja dengan asumsi militer atau proksi Iran menaiki kapal," ungkap laporan surat kabar Times.
Sebelumnya, badan perdagangan maritim Inggris melaporkan "potensi pembajakan" sedang berlangsung di lepas pantai wilayah Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), tanpa memberikan perincian tentang kapal yang terlibat.
Editor pertahanan Times mentweet, “Sumber-sumber Inggris percaya Asphalt Princess telah dibajak. Mereka bekerja dengan asumsi militer atau proksi Iran telah menaiki kapal.”
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran mengatakan di websitenya bahwa laporan insiden keamanan yang melibatkan kapal-kapal di dekat Pantai Teluk "mencurigakan".
Kemlu Iran memperingatkan segala upaya menciptakan "atmosfer palsu" terhadap Teheran.
Pemberitahuan peringatan oleh Operasi Perdagangan Maritim Inggris, berdasarkan sumber pihak ketiga, menyarankan kapal-kapal agar sangat berhati-hati di daerah tersebut, sekitar 60 mil laut di sebelah timur Fujairah, UEA.
Empat kapal lain yakni kapal tanker minyak bernama Queen Ematha, Golden Brilliant, Jag Pooja dan Abyss mengumumkan sekitar waktu yang sama melalui pelacak Sistem Identifikasi Otomatis bahwa mereka "tidak di bawah komando", menurut MarineTraffic.com.
Pernyataan itu biasanya berarti kapal kehilangan tenaga dan tidak bisa lagi mengemudi.
Operasi Perdagangan Maritim Britania Raya militer Inggris hanya memperingatkan kapal-kapal bahwa "satu insiden sedang berlangsung" tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Satu pesawat Airbus C-295MPA milik Angkatan Udara Kerajaan Oman yang merupakan pesawat patroli maritim, terbang di atas area tempat kapal-kapal itu berada,” ungkap data dari FlightRadar24.com.
Armada ke-5 militer Amerika Serikat yang berbasis di Timur Tengah dan Kementerian Pertahanan Inggris tidak segera membalas panggilan telepon untuk memberikan komentar.
Pemerintah Uni Emirat Arab tidak segera mengakui adanya insiden tersebut.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari setelah satu pesawat tak berawak (drone) menyerang satu kapal tanker minyak yang terkait dengan seorang miliarder Israel di lepas pantai Oman. Insiden itu menewaskan dua anggota awak kapal.
Barat menyalahkan Iran atas serangan itu, yang menandai serangan pertama yang diketahui telah menewaskan warga sipil dalam perang bayangan selama bertahun-tahun yang menargetkan kapal-kapal komersial di wilayah tersebut.
Iran membantah memainkan peran apa pun dalam insiden itu, meskipun Teheran dan milisi sekutunya telah menggunakan drone "bunuh diri" serupa dalam serangan sebelumnya.
Israel, AS, dan Inggris bersumpah akan memberikan "tanggapan kolektif" terhadap serangan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Sumber-sumber di Inggris percaya bahwa kapal tanker Asphalt Princess telah dibajak dan bekerja dengan asumsi militer atau proksi Iran menaiki kapal," ungkap laporan surat kabar Times.
Sebelumnya, badan perdagangan maritim Inggris melaporkan "potensi pembajakan" sedang berlangsung di lepas pantai wilayah Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), tanpa memberikan perincian tentang kapal yang terlibat.
Editor pertahanan Times mentweet, “Sumber-sumber Inggris percaya Asphalt Princess telah dibajak. Mereka bekerja dengan asumsi militer atau proksi Iran telah menaiki kapal.”
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran mengatakan di websitenya bahwa laporan insiden keamanan yang melibatkan kapal-kapal di dekat Pantai Teluk "mencurigakan".
Kemlu Iran memperingatkan segala upaya menciptakan "atmosfer palsu" terhadap Teheran.
Pemberitahuan peringatan oleh Operasi Perdagangan Maritim Inggris, berdasarkan sumber pihak ketiga, menyarankan kapal-kapal agar sangat berhati-hati di daerah tersebut, sekitar 60 mil laut di sebelah timur Fujairah, UEA.
Empat kapal lain yakni kapal tanker minyak bernama Queen Ematha, Golden Brilliant, Jag Pooja dan Abyss mengumumkan sekitar waktu yang sama melalui pelacak Sistem Identifikasi Otomatis bahwa mereka "tidak di bawah komando", menurut MarineTraffic.com.
Pernyataan itu biasanya berarti kapal kehilangan tenaga dan tidak bisa lagi mengemudi.
Operasi Perdagangan Maritim Britania Raya militer Inggris hanya memperingatkan kapal-kapal bahwa "satu insiden sedang berlangsung" tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Satu pesawat Airbus C-295MPA milik Angkatan Udara Kerajaan Oman yang merupakan pesawat patroli maritim, terbang di atas area tempat kapal-kapal itu berada,” ungkap data dari FlightRadar24.com.
Armada ke-5 militer Amerika Serikat yang berbasis di Timur Tengah dan Kementerian Pertahanan Inggris tidak segera membalas panggilan telepon untuk memberikan komentar.
Pemerintah Uni Emirat Arab tidak segera mengakui adanya insiden tersebut.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari setelah satu pesawat tak berawak (drone) menyerang satu kapal tanker minyak yang terkait dengan seorang miliarder Israel di lepas pantai Oman. Insiden itu menewaskan dua anggota awak kapal.
Barat menyalahkan Iran atas serangan itu, yang menandai serangan pertama yang diketahui telah menewaskan warga sipil dalam perang bayangan selama bertahun-tahun yang menargetkan kapal-kapal komersial di wilayah tersebut.
Iran membantah memainkan peran apa pun dalam insiden itu, meskipun Teheran dan milisi sekutunya telah menggunakan drone "bunuh diri" serupa dalam serangan sebelumnya.
Israel, AS, dan Inggris bersumpah akan memberikan "tanggapan kolektif" terhadap serangan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda