Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan untuk Pertama Kalinya
Selasa, 03 Agustus 2021 - 08:01 WIB
BERLIN - Sebuah kapal perang Jerman dikirim ke Laut China Selatan untuk pertama kalinya dalam sekitar dua dekade terakhir sebagai bagian dari misi enam bulan. Langkah Berlin ini sebagai pembuktian komitmennya kepada sekutu dan untuk kebebasan navigasi.
Salah satu dari empat fregat kelas Brandenburg, Bayern (Bavaria), berangkat dari pangkalan Angkatan Laut Wilhelmshaven pada hari Senin dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer.
Angkatan Laut Jerman mengatakan kapal perang yang membawa 46 torpedo anti-kapal selam, serta rudal-rudal anti-kapal dan senjata anti-pesawat, akan menghabiskan enam bulan ke depan di laut. Kapal itu juga diperkirakan akan berlayar di dekat Tanduk Afrika, Australia, dan Jepang.
“Bersama dengan sekutunya, Jerman ingin menunjukkan lebih banyak kehadiran di [wilayah] Indo-Pasifik,” bunyi pernyataan Angkatan Laut Jerman yang dikutip SINDOnews.com Selasa (3/8/2021).
Kapal itu diperkirakan akan berlayar melalui Laut China Selatan— wilayah di mana ketegangan antara Washington dan Beijing semakin tinggi.
Perairan Laut China Selatan telah lama menjadi titik sandungan dalam sengketa wilayah regional. Beijing menyatakan bahwa ia memiliki hak bersejarah atas hampir seluruh perairan tersebut, tetapi klaim teritorialnya itu ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, yang memenangkan Filipina.
Militer AS juga telah membuat kehadirannya dikenal di wilayah yang kaya sumber daya dengan dalih menjaga stabilitas dan melindungi “kebebasan navigasi". Baru-baru ini, Washington mengisyaratkan akan menggalang sekutunya untuk perjuangannya di Laut China Selatan, di mana Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan berdiri bersama negara lain dalam menghadapi “pemaksaan” China.
Salah satu dari empat fregat kelas Brandenburg, Bayern (Bavaria), berangkat dari pangkalan Angkatan Laut Wilhelmshaven pada hari Senin dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer.
Angkatan Laut Jerman mengatakan kapal perang yang membawa 46 torpedo anti-kapal selam, serta rudal-rudal anti-kapal dan senjata anti-pesawat, akan menghabiskan enam bulan ke depan di laut. Kapal itu juga diperkirakan akan berlayar di dekat Tanduk Afrika, Australia, dan Jepang.
“Bersama dengan sekutunya, Jerman ingin menunjukkan lebih banyak kehadiran di [wilayah] Indo-Pasifik,” bunyi pernyataan Angkatan Laut Jerman yang dikutip SINDOnews.com Selasa (3/8/2021).
Kapal itu diperkirakan akan berlayar melalui Laut China Selatan— wilayah di mana ketegangan antara Washington dan Beijing semakin tinggi.
Perairan Laut China Selatan telah lama menjadi titik sandungan dalam sengketa wilayah regional. Beijing menyatakan bahwa ia memiliki hak bersejarah atas hampir seluruh perairan tersebut, tetapi klaim teritorialnya itu ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, yang memenangkan Filipina.
Militer AS juga telah membuat kehadirannya dikenal di wilayah yang kaya sumber daya dengan dalih menjaga stabilitas dan melindungi “kebebasan navigasi". Baru-baru ini, Washington mengisyaratkan akan menggalang sekutunya untuk perjuangannya di Laut China Selatan, di mana Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan berdiri bersama negara lain dalam menghadapi “pemaksaan” China.
tulis komentar anda