Pria Jomblo Jepang Hampir Mati akibat Masturbasi
Sabtu, 24 Juli 2021 - 07:47 WIB
NAGOYA - Seorang pria lajang tanpa kekasih atau jomblo di Jepang hampir tewas karena masturbasi. Insiden ini terungkap dari sebuah laporan kasus medis.
Dokter mengeklaim pria berusia 51 tahun, yang tidak mereka identifikasi, menikmati kesenangan dirinya beberapa kali sehari.
Tapi kebiasaannya hampir membunuhnya pada satu kesempatan tahun lalu, setelah dia menderita stroke beberapa saat setelah ejakulasi.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan stroke yang diderita pria itu dapat dipicu oleh hubungan seks, batuk, dan bahkan pergi ke toilet.
Pria itu langsung mengalami sakit kepala "petir" yang menyiksa setelah dia mencapai klimaks, dan kemudian mulai muntah. Khawatir tentang gejalanya yang tiba-tiba, dia membawa dirinya ke Nagoya City University Hospital [Rumah Sakit Universitas Kota Nagoya].
Dokter memperhatikan bahwa dia memiliki tekanan darah rendah dan mengalami disorientasi—yang merupakan dua tanda stroke.
Petugas medis melakukan CT scan pada otaknya, untuk menemukan akar penyebab gejalanya.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dia telah mengalami pendarahan subarachnoid—jenis stroke yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otaknya.
Pria itu selamat dari cobaan beratnya, dan dipulangkan setelah hampir dua minggu dirawat di rumah sakit dalam kondisi "sangat baik".
Dr Masahiro Oomura dan rekan-rekannya, yang menerbitkan laporan kasus di Journal of Stroke and Cerebrovascular Disease, tidak memberikan penjelasan mengapa pria itu mungkin menderita stroke karena masturbasi.
Namun NHS mengatakan pendarahan otak bisa terjadi akibat aktivitas fisik, seperti mengangkat sesuatu yang berat atau berhubungan seks.
Ada sekitar 4.800 kasus perdarahan subarachnoid setiap tahun di Inggris dan paling sering terjadi pada orang berusia antara 45 dan 70 tahun.
Jika perdarahan bukan akibat cedera kepala, perdarahan paling sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang disebut aneurisma otak.
Dr Daniel Walsh, konsultan ahli bedah saraf serebrovaskular di King's College Hospital NHS Foundation Trust, mengatakan kepada MailOnline, Jumat (23/7/2021), bahwa pecahnya aneurisma yang menyebabkan stoke pasien diduga terkait dengan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba.
"Ini adalah 'sesuatu yang khas' dalam aktivitas seksual," katanya.
Menurutnya, aktivitas seksual dari berbagai jenis, termasuk masturbasi, telah dikaitkan dengan antara 3,8 persen dan 14 persen dari semua kasus perdarahan subarachnoid.
Dr Walsh menjelaskan bahwa mengonsumsi obat-obatan seperti Viagra atau kokain saat berhubungan seks dapat meningkatkan risiko terkena stroke jenis ini.
"Pada catatan positif, Anda mungkin akan berbuat lebih banyak untuk mencegah perdarahan subarachnoid dengan menghindari merokok, obat-obatan terlarang dan mengelola tekanan darah tinggi dengan dokter Anda daripada tidak berhubungan seks dalam segala bentuknya," kata dokter tersebut.
Itu terjadi setelah seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Taiwan meninggal karena stroke saat berhubungan seks dengan pacarnya pada tahun 2017.
Dokter mengeklaim pria berusia 51 tahun, yang tidak mereka identifikasi, menikmati kesenangan dirinya beberapa kali sehari.
Tapi kebiasaannya hampir membunuhnya pada satu kesempatan tahun lalu, setelah dia menderita stroke beberapa saat setelah ejakulasi.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan stroke yang diderita pria itu dapat dipicu oleh hubungan seks, batuk, dan bahkan pergi ke toilet.
Pria itu langsung mengalami sakit kepala "petir" yang menyiksa setelah dia mencapai klimaks, dan kemudian mulai muntah. Khawatir tentang gejalanya yang tiba-tiba, dia membawa dirinya ke Nagoya City University Hospital [Rumah Sakit Universitas Kota Nagoya].
Dokter memperhatikan bahwa dia memiliki tekanan darah rendah dan mengalami disorientasi—yang merupakan dua tanda stroke.
Petugas medis melakukan CT scan pada otaknya, untuk menemukan akar penyebab gejalanya.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dia telah mengalami pendarahan subarachnoid—jenis stroke yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otaknya.
Pria itu selamat dari cobaan beratnya, dan dipulangkan setelah hampir dua minggu dirawat di rumah sakit dalam kondisi "sangat baik".
Dr Masahiro Oomura dan rekan-rekannya, yang menerbitkan laporan kasus di Journal of Stroke and Cerebrovascular Disease, tidak memberikan penjelasan mengapa pria itu mungkin menderita stroke karena masturbasi.
Namun NHS mengatakan pendarahan otak bisa terjadi akibat aktivitas fisik, seperti mengangkat sesuatu yang berat atau berhubungan seks.
Ada sekitar 4.800 kasus perdarahan subarachnoid setiap tahun di Inggris dan paling sering terjadi pada orang berusia antara 45 dan 70 tahun.
Jika perdarahan bukan akibat cedera kepala, perdarahan paling sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang disebut aneurisma otak.
Dr Daniel Walsh, konsultan ahli bedah saraf serebrovaskular di King's College Hospital NHS Foundation Trust, mengatakan kepada MailOnline, Jumat (23/7/2021), bahwa pecahnya aneurisma yang menyebabkan stoke pasien diduga terkait dengan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba.
"Ini adalah 'sesuatu yang khas' dalam aktivitas seksual," katanya.
Menurutnya, aktivitas seksual dari berbagai jenis, termasuk masturbasi, telah dikaitkan dengan antara 3,8 persen dan 14 persen dari semua kasus perdarahan subarachnoid.
Dr Walsh menjelaskan bahwa mengonsumsi obat-obatan seperti Viagra atau kokain saat berhubungan seks dapat meningkatkan risiko terkena stroke jenis ini.
"Pada catatan positif, Anda mungkin akan berbuat lebih banyak untuk mencegah perdarahan subarachnoid dengan menghindari merokok, obat-obatan terlarang dan mengelola tekanan darah tinggi dengan dokter Anda daripada tidak berhubungan seks dalam segala bentuknya," kata dokter tersebut.
Itu terjadi setelah seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Taiwan meninggal karena stroke saat berhubungan seks dengan pacarnya pada tahun 2017.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda