Boeing Pangkas Lebih dari 12.000 Pegawai di AS, Ribuan Lagi Tunggu PHK
Kamis, 28 Mei 2020 - 09:08 WIB
WASHINGTON - Perusahaan pesawat Boeing Co mengumumkan memangkas lebih dari 12.000 tenaga kerja di Amerika Serikat (AS), termasuk 6.770 pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) paksa.
PHK besar-besaran itu terjadi saat perusahaan pesawat AS itu melakukan restrukturisasi dalam menghadapi pandemi virus corona.
Boeing juga mengungkap rencana pemecatan beberapa ribu orang lagi dalam bulan-bulan mendatang tapi tidak menyatakan secara rinci pelaksanaannya.
Perusahaan itu berupaya memangkas biaya saat permintaan pesawat turun tajam di tengah krisis corona yang memburuk. Sebelumnya, Boeing juga mengalami krisis saat pesawat 737 MAX harus berhenti beroperasi di penjuru dunia akibat dua kecelakaan mematikan.
Boeing menyatakan telah membuka lagi produksi 737 MAX pada level rendah di Renton, pabrik Washington. Reuters melaporkan pada April bahwa persetujuan regulator untuk MAX tidak diperkirakan hingga paling cepat Agustus.
Saham Boeing naik 3,3% menjadi USD149,52, dan kemudian naik lagi 4,6% menjadi USD155,84 setelah beberapa jam berita tentang dimulainya lagi produksi MAX.
Perusahaan telah mengumumkan pada April untuk memangkas 10% tenaga kerja global dari total 160.000 hingga akhir 2020.
Boeing menyatakan, “Sebanyak 5.520 pegawai AS akan di-PHK secara sukarela dan 6770 pekerja PHK secara paksa.”
“Pandemi memiliki dampak menghancurkan pada industri maskapai yang berarti memangkas jumlah jet komersial dan layanan konsumen kami yang akan dibutuhkan dalam beberapa tahun mendatang, yang itu berarti pekerjaan lebih sedikit pada kita dan di kantor kita. Saya berharap ada beberapa cara lain,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dave Calhoun.
PHK itu termasuk lebih dari 9.800 pegawai di Washington. “Beberapa ribu orang lagi akan di-PHK dalam beberapa bulan mendatang,” papar pernyataan Boeing. (Baca Juga: Perintah Xi Jinping: Militer China Siap Perang!)
Analis CFRA Colin Scarola menyatakan Boeing dapat menghadapi krisis saat ini dan tumbuh dalam jangka panjang. (Baca Juga: Trump Serang Biden dengan Meme Tarian Peti Mati Covid-19)
PHK besar-besaran itu terjadi saat perusahaan pesawat AS itu melakukan restrukturisasi dalam menghadapi pandemi virus corona.
Boeing juga mengungkap rencana pemecatan beberapa ribu orang lagi dalam bulan-bulan mendatang tapi tidak menyatakan secara rinci pelaksanaannya.
Perusahaan itu berupaya memangkas biaya saat permintaan pesawat turun tajam di tengah krisis corona yang memburuk. Sebelumnya, Boeing juga mengalami krisis saat pesawat 737 MAX harus berhenti beroperasi di penjuru dunia akibat dua kecelakaan mematikan.
Boeing menyatakan telah membuka lagi produksi 737 MAX pada level rendah di Renton, pabrik Washington. Reuters melaporkan pada April bahwa persetujuan regulator untuk MAX tidak diperkirakan hingga paling cepat Agustus.
Saham Boeing naik 3,3% menjadi USD149,52, dan kemudian naik lagi 4,6% menjadi USD155,84 setelah beberapa jam berita tentang dimulainya lagi produksi MAX.
Perusahaan telah mengumumkan pada April untuk memangkas 10% tenaga kerja global dari total 160.000 hingga akhir 2020.
Boeing menyatakan, “Sebanyak 5.520 pegawai AS akan di-PHK secara sukarela dan 6770 pekerja PHK secara paksa.”
“Pandemi memiliki dampak menghancurkan pada industri maskapai yang berarti memangkas jumlah jet komersial dan layanan konsumen kami yang akan dibutuhkan dalam beberapa tahun mendatang, yang itu berarti pekerjaan lebih sedikit pada kita dan di kantor kita. Saya berharap ada beberapa cara lain,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dave Calhoun.
PHK itu termasuk lebih dari 9.800 pegawai di Washington. “Beberapa ribu orang lagi akan di-PHK dalam beberapa bulan mendatang,” papar pernyataan Boeing. (Baca Juga: Perintah Xi Jinping: Militer China Siap Perang!)
Analis CFRA Colin Scarola menyatakan Boeing dapat menghadapi krisis saat ini dan tumbuh dalam jangka panjang. (Baca Juga: Trump Serang Biden dengan Meme Tarian Peti Mati Covid-19)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda