Kasus COVID-19 Meningkat, Vietnam Lockdown Wilayah Berpenduduk 35 Juta
Minggu, 18 Juli 2021 - 14:18 WIB
HANOI - Vietnam menempatkan seluruh wilayah selatannya dalam penguncian atau lockdown selama dua minggu mulai Minggu (18/7/2021) tengah malam. Ini dipicu lonjakan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi melebihi 3.000 selama tiga hari berturut-turut.
Perintah penguncian mencakup Delta Mekong dan kota metropolitan Ho Chi Minh City, pusat keuangan dan ekonomi negara dengan lebih dari 35 juta orang atau hampir sepertiga dari populasi Vietnam.
Para pejabat mengatakan mereka harus bertindak karena jumlah infeksi mencapai hampir 50.000 sejak wabah muncul kembali pada akhir April lalu setelah beberapa bulan tidak ada kasus yang tercatat. Sebagian besar dari 225 kasus meninggal akibat COVID-19, 190 di antaranya terjadi sejak April.
Kota Ho Chi Minh, pusat pandemi, telah mengumumkan penguncian penuh seminggu yang lalu, setelah puluhan kasus dilaporkan terjadi pada akhir Mei. Kota ini sekarang menyumbang sebagian besar kasus di negara itu dengan lebih dari 2.000 kasus setiap hari.
“Situasinya semakin serius dengan tingkat penularan yang tinggi, terutama dengan varian delta yang berbahaya. Kita harus menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat sebagai prioritas utama,” kata Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh saat mengumumkan pembatasan seperti dikutip dari AP.
Dalam perintah pembatasan itu, pemerintah Vietnam melarang semua pertemuan lebih dari dua orang di tempat umum kecuali kantor pemerintah, rumah sakit, dan beberapa bisnis penting. Masyarakat juga diminta keluar rumah hanya untuk membeli kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, atau untuk keperluan vital.
Wakil Perdana Menteri Vietnam yang juga kepala komite negara untuk pencegahan pandemi COVID-19, Vu Duc Dam, mengatakan perintah penguncian harus diterapkan secara ketat karena gelombang terbaru telah menyebar ke 57 dari 63 kota dan provinsi di negara itu sementara pasokan vaksin masih terbatas.
Perintah penguncian mencakup Delta Mekong dan kota metropolitan Ho Chi Minh City, pusat keuangan dan ekonomi negara dengan lebih dari 35 juta orang atau hampir sepertiga dari populasi Vietnam.
Para pejabat mengatakan mereka harus bertindak karena jumlah infeksi mencapai hampir 50.000 sejak wabah muncul kembali pada akhir April lalu setelah beberapa bulan tidak ada kasus yang tercatat. Sebagian besar dari 225 kasus meninggal akibat COVID-19, 190 di antaranya terjadi sejak April.
Kota Ho Chi Minh, pusat pandemi, telah mengumumkan penguncian penuh seminggu yang lalu, setelah puluhan kasus dilaporkan terjadi pada akhir Mei. Kota ini sekarang menyumbang sebagian besar kasus di negara itu dengan lebih dari 2.000 kasus setiap hari.
“Situasinya semakin serius dengan tingkat penularan yang tinggi, terutama dengan varian delta yang berbahaya. Kita harus menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat sebagai prioritas utama,” kata Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh saat mengumumkan pembatasan seperti dikutip dari AP.
Dalam perintah pembatasan itu, pemerintah Vietnam melarang semua pertemuan lebih dari dua orang di tempat umum kecuali kantor pemerintah, rumah sakit, dan beberapa bisnis penting. Masyarakat juga diminta keluar rumah hanya untuk membeli kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, atau untuk keperluan vital.
Wakil Perdana Menteri Vietnam yang juga kepala komite negara untuk pencegahan pandemi COVID-19, Vu Duc Dam, mengatakan perintah penguncian harus diterapkan secara ketat karena gelombang terbaru telah menyebar ke 57 dari 63 kota dan provinsi di negara itu sementara pasokan vaksin masih terbatas.
tulis komentar anda