Ini Cap D'Agde, Kota Nudis Terbesar di Dunia yang Berubah Jadi Ibu Kota Seks Eropa
Kamis, 15 Juli 2021 - 08:41 WIB
Pada pertemuan balai kota yang memanas, seorang anggota dewan menyesalkan bahwa para penyimpang berkeliaran dengan bebas di depan umum. "Ketika matahari bersinar, ada area Cap d'Agde yang berubah menjadi ibu kota seks bebas Eropa," kata anggota dewan setempat yang menolak diidentifikasi.
Para pengunjuk rasa nudis juga mengeluhkan bahwa mereka sekarang dianggap "aneh" oleh para swinger yang lebih suka berjalan-jalan dengan pakaian lengkap.
Seseorang dari kaum nudis menjelaskan: "Seringkali ada lebih banyak orang yang berjalan-jalan dengan berpakaian daripada tanpa pakaian. Jika Anda hanya seorang nudis biasa, mereka menatap Anda seolah-olah Anda adalah sesuatu yang aneh."
Saat mengunjungi wilayah tersebut, jurnalis Deirdre Morrissey menceritakan bagaimana aturan perencanaan telah dilonggarkan untuk memberi jalan bagi "libertine" generasi baru.
"Libertine percaya pada hedonisme murni, termasuk eksibisionisme, seperti yang kami temukan ketika kami mencicipi kehidupan malam," tulisnya untuk The Independent.
"Selama cappuccino sebelum makan malam kami, kami sedikit terkejut melihat seorang pria berpakaian seragam polisi mondar-mandir di sekitar area tempat duduk restoran mengganggu para pengunjung," lanjut dia.
"[Dia mengakhirinya dengan] menyodorkan bagian telanjangnya ke sepasang pengunjung wanita, seperti semacam pencernaan hedonistik yang aneh," paparnya.
Kelab swinger bukan satu-satunya ancaman bagi Cap D'Agde. Beberapa tahun ini, resor tersebut telah memicu kemarahan teroris yang marah dan dirusak oleh pandemi COVID-19.
Pada 2016, seorang jihadis Prancis mengancam akan melancarkan serangan teror di koloni nudis itu karena dia tidak suka "ratusan tubuh telanjang" yang dipamerkan.
Pria yang telah masuk Islam itu telah menjalani hukuman 18 bulan penjara karena dianggap memuliakan terorisme setelah dia membuka restoran "bertema senjata" di Prancis selatan.
Para pengunjuk rasa nudis juga mengeluhkan bahwa mereka sekarang dianggap "aneh" oleh para swinger yang lebih suka berjalan-jalan dengan pakaian lengkap.
Seseorang dari kaum nudis menjelaskan: "Seringkali ada lebih banyak orang yang berjalan-jalan dengan berpakaian daripada tanpa pakaian. Jika Anda hanya seorang nudis biasa, mereka menatap Anda seolah-olah Anda adalah sesuatu yang aneh."
Saat mengunjungi wilayah tersebut, jurnalis Deirdre Morrissey menceritakan bagaimana aturan perencanaan telah dilonggarkan untuk memberi jalan bagi "libertine" generasi baru.
"Libertine percaya pada hedonisme murni, termasuk eksibisionisme, seperti yang kami temukan ketika kami mencicipi kehidupan malam," tulisnya untuk The Independent.
"Selama cappuccino sebelum makan malam kami, kami sedikit terkejut melihat seorang pria berpakaian seragam polisi mondar-mandir di sekitar area tempat duduk restoran mengganggu para pengunjung," lanjut dia.
"[Dia mengakhirinya dengan] menyodorkan bagian telanjangnya ke sepasang pengunjung wanita, seperti semacam pencernaan hedonistik yang aneh," paparnya.
Kelab swinger bukan satu-satunya ancaman bagi Cap D'Agde. Beberapa tahun ini, resor tersebut telah memicu kemarahan teroris yang marah dan dirusak oleh pandemi COVID-19.
Pada 2016, seorang jihadis Prancis mengancam akan melancarkan serangan teror di koloni nudis itu karena dia tidak suka "ratusan tubuh telanjang" yang dipamerkan.
Pria yang telah masuk Islam itu telah menjalani hukuman 18 bulan penjara karena dianggap memuliakan terorisme setelah dia membuka restoran "bertema senjata" di Prancis selatan.
tulis komentar anda