Hizbullah Klaim Beri Data Intelijen ke Hamas saat Perang 11 Hari dengan Israel
Sabtu, 10 Juli 2021 - 16:03 WIB
BEIRUT - Kelompok Hizbullah Lebanon mengeklaim memasok data intelijen untuk kelompok Hamas di Gaza, Palestina, selama perang 11 hari dengan Israel pada Mei lalu.
Data intelijen itu termasuk informasi tentang rencana militer Israel membombardir jaringan terowongan dan tipu muslihat tentang militer Zionis yang berpura-pura akan meluncurkan perang darat.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen yang dilansir Israel Hayom, Jumat (9/7/2021), Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem mengeklaim: "Hizbullah dan Hamas tahu tentang rencana Pasukan Pertahanan Israel, termasuk tipuan soal operasi darat, melalui ruang operasi gabungan."
Lebih dari sebulan yang lalu, Ibrahim Al Amin, pemimpin redaksi surat kabar Al-Akhbar yang berafiliasi dengan Hizbullah, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al-Manar bahwa organisasi di Lebanon itu telah mendirikan ruang perang gabungan dengan Hamas dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran selama Operation Guardian of the Walls [Operasi Penjaga Tembok] Israel.
Dia juga mengatakan bahwa petugas dari tiga kelompok berkoordinasi selama pertempuran 11 hari di Gaza.
"Komandan Pasukan Quds Esmail Qaani mengunjungi ruang operasi gabungan di Beirut dua kali selama eskalasi," katanya.
"Hizbullah mentransfer senjata dan amunisi ke Gaza dan membantu menyelamatkan pejabat senior Palestina dari daerah itu selama periode itu," ujarnya.
Menurut Al Amin, IRGC dan Hizbullah memberi Hamas informasi tentang IDF. "Itu membantu menggagalkan operasi Israel di sebelah perbatasan dan di Jalur Gaza," katanya.
Selama perang 11 hari pada Mei lalu, ratusan warga Palestina tewas di Gaza. Sedangkan di pihak Israel sebanyak 12 orang tewas.
Data intelijen itu termasuk informasi tentang rencana militer Israel membombardir jaringan terowongan dan tipu muslihat tentang militer Zionis yang berpura-pura akan meluncurkan perang darat.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen yang dilansir Israel Hayom, Jumat (9/7/2021), Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem mengeklaim: "Hizbullah dan Hamas tahu tentang rencana Pasukan Pertahanan Israel, termasuk tipuan soal operasi darat, melalui ruang operasi gabungan."
Lebih dari sebulan yang lalu, Ibrahim Al Amin, pemimpin redaksi surat kabar Al-Akhbar yang berafiliasi dengan Hizbullah, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al-Manar bahwa organisasi di Lebanon itu telah mendirikan ruang perang gabungan dengan Hamas dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran selama Operation Guardian of the Walls [Operasi Penjaga Tembok] Israel.
Dia juga mengatakan bahwa petugas dari tiga kelompok berkoordinasi selama pertempuran 11 hari di Gaza.
"Komandan Pasukan Quds Esmail Qaani mengunjungi ruang operasi gabungan di Beirut dua kali selama eskalasi," katanya.
"Hizbullah mentransfer senjata dan amunisi ke Gaza dan membantu menyelamatkan pejabat senior Palestina dari daerah itu selama periode itu," ujarnya.
Menurut Al Amin, IRGC dan Hizbullah memberi Hamas informasi tentang IDF. "Itu membantu menggagalkan operasi Israel di sebelah perbatasan dan di Jalur Gaza," katanya.
Selama perang 11 hari pada Mei lalu, ratusan warga Palestina tewas di Gaza. Sedangkan di pihak Israel sebanyak 12 orang tewas.
(min)
tulis komentar anda