Turki Kembangkan Rudal Supersonik untuk Jet Tempur TF-X, Gantikan Senjata AS
Sabtu, 10 Juli 2021 - 07:22 WIB
ANKARA - Kontraktor rudal yang dikendalikan negara Turki , Roketsan, telah mengembangkan rudal supersonik anti-radiasi untuk jet tempur buatan dalam negeri; TF-X. Misil itu akan menggantikan senjata-senjata buatan Raytheon, Amerika Serikat (AS).
Rudal yang dinamai Akbaba—secara harfiah bermakna burung pemakan bangkai—dimasukkan dalam daftar amunisi TF-X pada briefing Angkatan Udara Turki, 30 Juni lalu.
Program Akbaba diklasifikasikan, dan situs web Roketsan tidak menyebutkan teknologinya.
“Kami tidak dapat memberikan informasi apa pun tentang proyek Akbaba karena kerahasiaan untuk alasan keamanan nasional,” kata Roketsan kepada Defense News yang dilansir Sabtu (10/7/2021).
Tetapi seorang pejabat perusahaan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa rudal Akbaba akan menggantikan batch sekitar 100 rudal AGM-88 HARM dalam inventaris Angkatan Udara.
Perusahaan Amerika; Raytheon Technologies, membangun AGM-88 HARM, yang juga merupakan rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi yang digunakan untuk mencari dan menghancurkan sistem pertahanan udara yang dilengkapi radar.
Seorang pejabat Angkatan Udara Turki mengatakan Akbaba akan digunakan oleh Skuadron Bronze ke-151—sebuah unit yang berspesialisasi dalam menggunakan senjata HARM saat mengoperasikan F-16C/D Fighting Falcons.
Sumber pengadaan pertahanan mengatakan nilai kontrak untuk Akbaba tidak diketahui karena kuantitasnya belum ditentukan.
“Kami memiliki sekitar 100 AGM-88 HARM, yang akan digantikan oleh Akbaba. Itu akan membuat kontrak sekitar USD50 juta. Tapi kami mungkin memiliki pesanan lanjutan yang lebih besar dari aslinya," katanya. “Ini adalah program terbuka.”
Pejabat itu juga mengatakan jumlah akhir dan nilai kontrak akan tergantung pada kemajuan program TF-X.
Rudal yang dinamai Akbaba—secara harfiah bermakna burung pemakan bangkai—dimasukkan dalam daftar amunisi TF-X pada briefing Angkatan Udara Turki, 30 Juni lalu.
Program Akbaba diklasifikasikan, dan situs web Roketsan tidak menyebutkan teknologinya.
“Kami tidak dapat memberikan informasi apa pun tentang proyek Akbaba karena kerahasiaan untuk alasan keamanan nasional,” kata Roketsan kepada Defense News yang dilansir Sabtu (10/7/2021).
Tetapi seorang pejabat perusahaan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa rudal Akbaba akan menggantikan batch sekitar 100 rudal AGM-88 HARM dalam inventaris Angkatan Udara.
Perusahaan Amerika; Raytheon Technologies, membangun AGM-88 HARM, yang juga merupakan rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi yang digunakan untuk mencari dan menghancurkan sistem pertahanan udara yang dilengkapi radar.
Seorang pejabat Angkatan Udara Turki mengatakan Akbaba akan digunakan oleh Skuadron Bronze ke-151—sebuah unit yang berspesialisasi dalam menggunakan senjata HARM saat mengoperasikan F-16C/D Fighting Falcons.
Baca Juga
Sumber pengadaan pertahanan mengatakan nilai kontrak untuk Akbaba tidak diketahui karena kuantitasnya belum ditentukan.
“Kami memiliki sekitar 100 AGM-88 HARM, yang akan digantikan oleh Akbaba. Itu akan membuat kontrak sekitar USD50 juta. Tapi kami mungkin memiliki pesanan lanjutan yang lebih besar dari aslinya," katanya. “Ini adalah program terbuka.”
Pejabat itu juga mengatakan jumlah akhir dan nilai kontrak akan tergantung pada kemajuan program TF-X.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda