Mengaku Cuma Penerjemah, Warga AS Bantah Terlibat Pembunuhan Presiden Haiti
Sabtu, 10 Juli 2021 - 04:38 WIB
PORT AU PRINCE - Dua warga Amerika Serikat (AS) membantah terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise . Mereka mengaku hanya bertindak sebagai penerjemah bagi regu pembunuh mendiang presiden Haiti , seperti dilaporkan The New York Times.
Menteri pemilihan dan hubungan antar partai Haiti, Mathias Pierre, sebelumnya mengidentifikasi warga AS James Solages (35) dan Joseph Vincent (55) sebagai dua orang Amerika yang ditahan.
Clement Noel, seorang hakim yang terlibat dalam penyelidikan dan berbicara dengan kedua pria itu, mengatakan keduanya mengklaim plot itu direncanakan secara intensif selama sebulan terakhir.
Menurut Noel kedua pria itu bertemu dengan anggota regu pembunuh di sebuah hotel di Petionville, pinggiran Ibu Kota Haiti, untuk merencanakan serangan.
Selain itu, rencana tersebut diduga hanya untuk menculik presiden dan membawanya ke istana nasional, bukan membunuhnya.
Kepada Noel, Vincent mengatakan bahwa dia telah berada di Haiti selama enam bulan terakhir dan tinggal bersama sepupunya. Sedangkan Solages berada di negara itu selama satu bulan, dan Noel diberitahu bahwa orang-orang Kolombia yang diduga terlibat dalam serangan itu berada di negara itu selama tiga bulan.
Moise ditembak mati dan istrinya terluka parah dalam serangan di rumah mereka oleh sekelompok pria pada Rabu pagi sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
Rekaman video muncul setelah pembunuhan seorang penyerang yang berteriak "ini adalah operasi DEA" dengan aksen yang terdengar seperti Amerika.
Menteri pemilihan dan hubungan antar partai Haiti, Mathias Pierre, sebelumnya mengidentifikasi warga AS James Solages (35) dan Joseph Vincent (55) sebagai dua orang Amerika yang ditahan.
Clement Noel, seorang hakim yang terlibat dalam penyelidikan dan berbicara dengan kedua pria itu, mengatakan keduanya mengklaim plot itu direncanakan secara intensif selama sebulan terakhir.
Menurut Noel kedua pria itu bertemu dengan anggota regu pembunuh di sebuah hotel di Petionville, pinggiran Ibu Kota Haiti, untuk merencanakan serangan.
Selain itu, rencana tersebut diduga hanya untuk menculik presiden dan membawanya ke istana nasional, bukan membunuhnya.
Kepada Noel, Vincent mengatakan bahwa dia telah berada di Haiti selama enam bulan terakhir dan tinggal bersama sepupunya. Sedangkan Solages berada di negara itu selama satu bulan, dan Noel diberitahu bahwa orang-orang Kolombia yang diduga terlibat dalam serangan itu berada di negara itu selama tiga bulan.
Moise ditembak mati dan istrinya terluka parah dalam serangan di rumah mereka oleh sekelompok pria pada Rabu pagi sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
Rekaman video muncul setelah pembunuhan seorang penyerang yang berteriak "ini adalah operasi DEA" dengan aksen yang terdengar seperti Amerika.
tulis komentar anda