Senjata Rahasia China Ini Bisa Menorpedo Kapal Selam Musuh Tanpa Instruksi Manusia
Jum'at, 09 Juli 2021 - 07:42 WIB
BEIJING - Sebuah tim peneliti di China telah meluncurkan senjata rahasia, yakni drone artificial intelligence (AI) bawah air yang dapat mengenali, mengikuti, dan menyerang kapal selam musuh dengan torpedo tanpa instruksi manusia.
Proyek rahasia, yang didanai oleh militer, sebagian dideklasifikasi minggu lalu dengan penerbitan makalah yang memberikan pandangan langka tentang uji lapangan kendaraan bawah air tak berawak (UUV), yang terindikaasi dilakukan di Selat Taiwan lebih dari satu dekade lalu.
Tidak jelas mengapa China sekarang telah mendeklasifikasi rincian tes tersebut, tetapi ketegangan di Selat Taiwan baru-baru ini meningkat ke titik tertinggi dalam beberapa dekade. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jepang telah meningkatkan kemungkinan intervensi militer jika Beijing, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mencoba mengambil pulau itu dengan paksa.
Drone robotik ini sekarang sebagian besar bekerja secara individual, tetapi dengan peningkatan teknologi dapat berpatroli dalam kelompok. Demikian penjelasan Profesor Liang Guolong dan rekan-rekannya dari Universitas Teknik Harbin, lembaga penelitian kapal selam top China.
Varian kapal selam ini dapat ditanam di dasar laut dan diaktifkan jika terjadi bentrokan atau perang.
“Kebutuhan perang bawah laut di masa depan membawa peluang pengembangan baru untuk platform tak berawak,” kata para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan dalam Journal of Harbin Engineering University seperti dikutip South China Morning Post, Kamis (9/7/2021).
Sebagian besar kapal selam memiliki komputer untuk membantu mengidentifikasi atau melacak target, tetapi operator sonar masih perlu menggunakan mata dan telinga mereka untuk membuat penilaian tentang isu-isu penting seperti mengidentifikasi kapal yang bersahabat, dengan keputusan akhir diambil oleh kapten.
Proyek rahasia, yang didanai oleh militer, sebagian dideklasifikasi minggu lalu dengan penerbitan makalah yang memberikan pandangan langka tentang uji lapangan kendaraan bawah air tak berawak (UUV), yang terindikaasi dilakukan di Selat Taiwan lebih dari satu dekade lalu.
Tidak jelas mengapa China sekarang telah mendeklasifikasi rincian tes tersebut, tetapi ketegangan di Selat Taiwan baru-baru ini meningkat ke titik tertinggi dalam beberapa dekade. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jepang telah meningkatkan kemungkinan intervensi militer jika Beijing, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mencoba mengambil pulau itu dengan paksa.
Drone robotik ini sekarang sebagian besar bekerja secara individual, tetapi dengan peningkatan teknologi dapat berpatroli dalam kelompok. Demikian penjelasan Profesor Liang Guolong dan rekan-rekannya dari Universitas Teknik Harbin, lembaga penelitian kapal selam top China.
Varian kapal selam ini dapat ditanam di dasar laut dan diaktifkan jika terjadi bentrokan atau perang.
“Kebutuhan perang bawah laut di masa depan membawa peluang pengembangan baru untuk platform tak berawak,” kata para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan dalam Journal of Harbin Engineering University seperti dikutip South China Morning Post, Kamis (9/7/2021).
Baca Juga
Sebagian besar kapal selam memiliki komputer untuk membantu mengidentifikasi atau melacak target, tetapi operator sonar masih perlu menggunakan mata dan telinga mereka untuk membuat penilaian tentang isu-isu penting seperti mengidentifikasi kapal yang bersahabat, dengan keputusan akhir diambil oleh kapten.
tulis komentar anda