Korut Tutup Pintu Dialog, AS Minta Bantuan China

Rabu, 07 Juli 2021 - 20:41 WIB
AS minta bantuan China terkait dialog senjata nuklir Korut. Foto/Ilustrasi
BEIJING - China merilis percakapan telepon antara perwakilan khusus pemerintah China untuk Urusan Semenanjung Korea, Liu Xiaoming, dan perwakilan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut) Sung Kim.

Dalam pembicaraan itu, China menyarankan AS untuk mendengarkan Korut dan keluhannya saat para pemimpin dari dua negara sekutu Asia itu menekankan hubungan yang berkembang di antara negara mereka.

"Liu menyatakan sikap China tentang isu-isu Semenanjung Korea dan menyatakan pandangannya tentang tinjauan kebijakan AS di DPRK," bunyi rilis itu, menggunakan akronim resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (7/7/2021).



Liu juga menekankan pentingnya pendekatan jalur ganda dan prinsip bertahap serta sinkron dalam mempromosikan penyelesaian politik masalah Semenanjung Korea.

"Liu menyerukan AS untuk menanggapi dengan serius dan mengatasi kekhawatiran DPRK yang sah dan masuk akal, dan mendukung rekonsiliasi dan kerja sama DPRK-ROK," menurut Kementerian Luar Negeri China menggunakan akronim untuk nama resmi Korea Selatan (Korsel), Republik Korea.

Rilis China juga menyimpulkan komentar Sung Kim.

"Sung Kim menyatakan bahwa AS berkomitmen untuk resolusi diplomatik masalah Semenanjung, dan berharap dialog dan kontak dengan DPRK akan dipulihkan sesegera mungkin," kata Kementerian Luar Negeri China.

"Kim mengindikasikan bahwa AS mendukung upaya DPRK dan ROK untuk meningkatkan hubungan," sambung rilis tersebut.

"Mereka setuju untuk tetap berhubungan," demikian bunyi rilis tersebut.

Pihak AS sendiri belum merilis versinya sendiri, dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS tidak memiliki satu pun untuk dibagikan ketika dihubungi oleh Newsweek, tetapi menguraikan strategi AS dalam membahas Korut dengan China.

"Kebijakan kami menyerukan pendekatan praktis dan terkalibrasi yang terbuka untuk dan akan mengeksplorasi diplomasi dengan DPRK untuk membuat kemajuan praktis yang meningkatkan keamanan Amerika Serikat, sekutu kami, dan pasukan kami yang dikerahkan," kata juru bicara Deplu AS.

"Amerika Serikat dan RRC perlu bekerja sama untuk denuklirisasi Semenanjung Korea," imbuhnya.

Medio Juni lalu adik pemimpin kuat Kim Jong-un , Kim Yo-jong, menolak prospek dimulainya kembali diplomasi lebih awal dengan AS. Ia mengatakan bahwa ekspektasi AS untuk melakukan pembicaraan hanya akan menjerumuskan merekake dalam kekecewaan yang lebih besar.

"Pepatah Korea mengatakan bahwa 'Dalam mimpi, yang paling penting adalah membacanya, bukan memilikinya.' Tampaknya AS dapat menafsirkan situasi sedemikian rupa untuk mencari kenyamanan bagi dirinya sendiri," ucap Kim Yo-jong, seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, KCNA.

“Harapan, yang mereka pilih untuk disimpan dengan cara yang salah, akan menjerumuskan mereka ke dalam kekecewaan yang lebih besar,” imbuhnya.



Selain itu, Kim Jong-un, pemimpin Korut mengatakan negaranya siap untuk dialog atau konfrontasi dengan AS. Kim menegaskan bahwa Pyongyang siap kedua hal itu dengan AS selama kepresidenan Joe Biden.

"Persiapan untuk konfrontasi sangat penting untuk melindungi martabat negara kita dan menjamin lingkungan yang damai," kata Kim Jong-un dalam pidatonya dalam pertemuan pleno Komite Pusat Partai Buruh Korea.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More