Mulai Produksi Logam Uranium Diperkaya, Iran Semakin Dekat dengan Senjata Nuklir
Rabu, 07 Juli 2021 - 17:19 WIB
"Iran tidak memiliki kebutuhan sipil yang kredibel untuk R&D dan produksi logam uranium, yang merupakan langkah kunci dalam pengembangan senjata nuklir," kata mereka dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris.
"Dengan langkah-langkah terbarunya, Iran mengancam hasil yang sukses dari pembicaraan Wina meskipun kemajuan dicapai dalam enam putaran negosiasi," kata mereka, dan mendesak Iran untuk kembali ke pembicaraan di Ibu Kota Austria itu, yang dimulai pada bulan April dan ditunda pada 20 Juni. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk putaran berikutnya.
Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington tidak menetapkan tenggat waktu untuk pembicaraan itu, tetapi mencatat bahwa seiring berjalannya waktu, kemajuan nuklir Iran akan mempengaruhi pandangan Amerika untuk kembali ke JCPOA.
Price mengatakan Amerika Serikat merasa khawatir bahwa Iran terus melanggar perjanjian terutama dengan eksperimen yang memiliki nilai untuk penelitian senjata nuklir.
"Ini adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan bagi Iran," ujarnya.
Mikhail Ulyanov, duta besar Rusia untuk IAEA, mencatat laporan badan tersebut tentang pelanggaran terbaru Iran terhadap perjanjian nuklir 2015 serta keputusan pemerintahan Biden untuk mempertahankan sanksi Iran yang diterapkan kembali oleh Trump, juga pelanggaran perjanjian.
"Satu-satunya jalan keluar dari lingkaran setan ini adalah dimulainya kembali #ViennaTalks tanpa penundaan dan pemulihan penuh #JCPOA," tulisnya di Twitter.
"Dengan langkah-langkah terbarunya, Iran mengancam hasil yang sukses dari pembicaraan Wina meskipun kemajuan dicapai dalam enam putaran negosiasi," kata mereka, dan mendesak Iran untuk kembali ke pembicaraan di Ibu Kota Austria itu, yang dimulai pada bulan April dan ditunda pada 20 Juni. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk putaran berikutnya.
Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington tidak menetapkan tenggat waktu untuk pembicaraan itu, tetapi mencatat bahwa seiring berjalannya waktu, kemajuan nuklir Iran akan mempengaruhi pandangan Amerika untuk kembali ke JCPOA.
Price mengatakan Amerika Serikat merasa khawatir bahwa Iran terus melanggar perjanjian terutama dengan eksperimen yang memiliki nilai untuk penelitian senjata nuklir.
"Ini adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan bagi Iran," ujarnya.
Mikhail Ulyanov, duta besar Rusia untuk IAEA, mencatat laporan badan tersebut tentang pelanggaran terbaru Iran terhadap perjanjian nuklir 2015 serta keputusan pemerintahan Biden untuk mempertahankan sanksi Iran yang diterapkan kembali oleh Trump, juga pelanggaran perjanjian.
"Satu-satunya jalan keluar dari lingkaran setan ini adalah dimulainya kembali #ViennaTalks tanpa penundaan dan pemulihan penuh #JCPOA," tulisnya di Twitter.
(ian)
tulis komentar anda