Kibarkan Bendera Putih, Cara Warga Malaysia Minta Bantuan akibat Lockdown

Selasa, 06 Juli 2021 - 13:07 WIB
Warga Malaysia kibarkan bendera putih di rumahnya untuk minta bantuan akibat lockdown nasional. Foto/Azhar Mahfof/The Star
KUALA LUMPUR - Saat Mohamad Nor Abdullah mengibarkan bendera putih di luar jendelanya pada larut malam, dia tidak menyangka akan derasnya dukungan. Pada pagi hari, lusinan orang asing mengetuk pintunya, menawarkan makanan, uang tunai, dan dorongan semangat.

Lockdown nasional Malaysia untuk mengekang lonjakan kasus virus corona (COVID-19) diperketat lebih lanjut pada hari Sabtu lalu, melarang orang-orang di daerah tertentu meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan dan kebutuhan.





Hal itu membuat Mohamad Nor putus asa. Dia mencari nafkah dengan menjual nasi lemak kemasan—hidangan populer nasi santan dengan bumbu—di warung pinggir jalan setiap pagi, tetapi pendapatan itu hilang dan bantuan pemerintah tidak mencukupi.

Kampanye bendera putih yang muncul di media sosial pekan lalu bertujuan untuk membantu orang-orang seperti Mohamad Nor, yang berusia 29 tahun dan lahir tanpa lengan. Secara kebetulan, dia melihat kampanye di Facebook dan memutuskan untuk mencoba mencari bantuan.

“Itu sangat tidak terduga. Begitu banyak orang yang mengulurkan tangan untuk membantu, mendukung, dan juga menyemangati saya,” kata Mohamad Nor, duduk di kamarnya yang suram di tengah kotak-kotak biskuit, beras, minyak goreng, dan air yang dengan cepat disumbangkan kepadanya seperti dikutip AP, Selasa (6/7/2021).

Dia mengatakan orang-orang yang baik hati menawarkan untuk membantu membayar sewa kamarnya dan bahwa bantuan itu seharusnya cukup untuk membantunya melewati beberapa bulan ke depan.

Kampanye #benderaputih dimulai sebagai respons masyarakat Malaysia terhadap meningkatnya kasus bunuh diri yang diyakini terkait dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.

Polisi melaporkan 468 kasus bunuh diri dalam lima bulan pertama tahun ini, rata-rata empat kasus per hari dan naik tajam dari 631 kasus sepanjang tahun 2020.

Unggahan media sosial mendesak orang-orang untuk mengibarkan bendera putih atau kain untuk memberi isyarat bahwa mereka membutuhkan bantuan segera “tanpa harus mengemis atau merasa malu".

Sejumlah pengecer makanan dan selebritas telah menanggapi dengan tawaran bantuan dan banyak orang Malaysia telah berkeliling lingkungan mereka untuk mencari bendera putih.

Ribuan orang kehilangan pekerjaan sejak Malaysia memberlakukan berbagai pembatasan pergerakan, termasuk keadaan darurat virus corona yang telah menangguhkan Parlemen sejak Januari. Lockdown nasional yang ketat yang diberlakukan pada 1 Juni adalah yang kedua dalam lebih dari setahun.

Kasus virus corona di Malaysia telah melonjak menjadi lebih dari 778.000 kasus, hampir tujuh kali lipat dari keseluruhan tahun lalu, dengan lebih dari 5.400 kematian.

Laporan keluarga menerima bantuan cepat setelah mengibarkan bendera putih telah menghangatkan hati orang Malaysia. Seorang Ibu tunggal dan putrinya yang masih remaja yang bertahan hidup dengan biskuit selama berhari-hari diberi makan oleh tetangga, seorang penjaja yang berutang di ambang mengakhiri hidupnya menerima bantuan uang tunai untuk memulai yang baru, sebuah keluarga pengungsi Myanmar yang bertahan hidup hanya dengan satu kali makan sehari diberikan persediaan makanan instan.



Sementara banyak yang memuji gerakan bendera putih sebagai pertunjukan persatuan dan solidaritas, tidak semua setuju.

Seorang anggota Parlemen dari partai Islam, yang merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa, memicu kemarahan publik ketika dia menyuruh orang-orang untuk berdoa kepada Tuhan daripada mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah.

Seorang kepala menteri negara bagian mengecam kampanye tersebut sebagai propaganda melawan pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Gerakan mengibarkan bendera putih juga memicu kelompok lain untuk meniru. Sebuah asosiasi hewan mendorong orang-orang yang kekurangan keuangan yang tidak mampu memberi makan hewan peliharaan mereka untuk mengibarkan bendera merah.

Pengunjuk rasa anti-pemerintah meluncurkan kampanye bendera hitam selama akhir pekan, dengan anggota Parlemen oposisi dan lainnya memasang bendera hitam di media sosial untuk menuntut perdana menteri mengundurkan diri, mengakhiri keadaan darurat dan menuntut Parlemen dibuka kembali.

Namun kepolisian mengatakan mereka sedang menyelidiki kampanye bendera hitam untuk hasutan, kerusakan publik dan penyalahgunaan fasilitas jaringan untuk tujuan ofensif.

Muhyiddin, yang mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020 setelah manuver politik menjatuhkan mantan pemerintah reformis, menghadapi tantangan berat dari oposisi dan dalam koalisinya sendiri. Dukungan untuk kepemimpinannya tidak dapat diuji dengan Parlemen ditangguhkan.

Kantor Muhyiddin mengumumkan pada hari Senin bahwa sesi majelis rendah akan dilanjutkan pada 26 Juli, hanya beberapa hari sebelum darurat berakhir 1 Agustus, menyerah pada tekanan dari raja dan penguasa negara etnis Melayu.

James Chin, pakar Asia di University of Tasmania Australia, mengatakan gerakan bendera putih dapat memicu kemarahan publik atas anggapan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola krisis.

“Kampanye bendera putih tidak diragukan lagi akan digunakan sebagai senjata politik utama untuk menunjukkan bahwa pemerintah gagal besar-besaran,” katanya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More