Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Presiden Terpilih Iran Picu Kemarahan

Selasa, 06 Juli 2021 - 09:02 WIB
loading...
Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Presiden Terpilih Iran Picu Kemarahan
Ebrahim Raisi, ulama garis keras yang terpilih sebagai presiden baru Iran. Foto/REUTERS
A A A
BERN - Presiden Swiss Guy Parmelin mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi . Ucapan itu memicu kemarahan dari para pakar dan kelompok hak asasi manusia (HAM) karena Raisi dianggap sebagai "jagal" yang bertanggung jawab atas eksekusi massal di negaranya.

Ucapan selamat dari Presiden Swiss ini dilaporkan ISNA, media yang dikendalikan rezim Teheran. Itu merupakan ucapan selamat keduadari pemimpin Barat.



"Presiden Swiss dalam pesan berharap sukses untuk Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi dalam posisi barunya, menyatakan keyakinannya bahwa hubungan bilateral yang baik antara Iran dan Swiss selama kepresidenan Raisi akan diperkuat lebih dari sebelumnya," tulis ISNA mengutip pesan Parmelin.

"Parmelin juga menekankan bahwa Swiss berkomitmen untuk memperkuat dialog dan kerjasama dengan Iran yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan kemakmuran di kawasan itu, dan mempertimbangkannya untuk kepentingan semua," lanjut ISNA.

Kecaman untuk Parmelin salah satunya datang dari Mariam Memarsadeghi, seorang warga Iran-Amerika dan fellow senior di Macdonald-Laurier Institute.

"Mengucapkan selamat kepada Raisi si tukang jagal karena 'memenangkan' pemilu palsu yang diboikot oleh rakyat Iran bukan hanya penghinaan terhadap jutaan orang yang telah terpengaruh oleh penyiksaan dan eksekusi yang kejam. Ini adalah penghinaan terhadap nilai-nilai paling dasar negara demokrasi mana pun. Tradisi netralitas politik Swiss seharusnya tidak berarti tunduk pada legitimasi penguasa jahat dari rezim jahat," kata Memarsadeghi kepada The Jerusalem Post, yang dilansir Selasa (6/7/2021).

Mina Bai, seorang Iran-Norwegia dan komentator politik di surat kabar Norwegia Nettavisen, mengatakan kepada The Jerusalem Post; "Para pemimpin Eropa tidak membuat rakyat Iran terkesan berjuang untuk kebebasan dan martabat mereka dengan terus-menerus berpihak pada rezim karena alasan keuntungan ekonomi yang jelas. Catatan kelam Raisi bukanlah rahasia bagi siapa pun, namun mereka tidak peduli. Sejarah tidak akan terlupakan, seperti pengalaman Nazi yang berulang.”



Karmel Melamed, seorang jurnalis dan aktivis Iran-Amerika untuk agama minoritas di Iran, mengatakan; "Sungguh memalukan dan menyedihkan ketika presiden Swiss bersama dengan para pemimpin besar lainnya di Eropa merendahkan diri di kaki rezim Ayatollah untuk mengirim salam atas penunjukan mereka kepada Raisi, seorang pria yang telah melakukan kejahatan besar terhadap kemanusiaan. Tampaknya para pemimpin Eropa lebih tertarik pada kepentingan keuangan mereka dengan Ayatollah daripada HAM bagi rakyat Iran yang jelas-jelas menentang rezim ini."

Swiss mewakili kepentingan diplomatik pemerintah Amerika Serikat (AS) karena AS memutuskan hubungan dengan Republik Islam Iran setelah negara teokratis itu menyandera personel diplomatik AS pada 1979.

Tidak jelas apakah AS mengetahui bahwa presiden Swiss menyampaikan ucapan selamat kepada Raisi.

The Jerusalem Post pada pekan lalu melaporkan bahwa Presiden Austria Alexander Van der Bellen menjadi pemimpin Barat pertama yang memberi selamat kepada Raisi.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1631 seconds (0.1#10.140)