Mantan Menteri Intelijen Iran: Mossad Sudah Menembus Rezim Teheran
Jum'at, 02 Juli 2021 - 00:33 WIB
TEHERAN - Mantan menteri intelijen Iran , Ali Younesi, mengungkap bahwa badan intelijen Israel; Mossad , telah menyusup ke dalam kepemimpinan Iran. Menurutnya, banyak pejabat senior di Republik Islam Iran telah dikompromikan.
“Para pemimpin negara tidak menunjukkan minat pada apa yang terbaik untuk publik dan kehidupan mereka, dan Mossad telah berhasil, dengan bujukan pengaruh dan uang, untuk menembus badan keamanan rezim,” kata Younesi dalam sebuah wawancara dengan situs berita reformis Jamaran yang dikutip Israel Hayom, Rabu (30/6/2021).
“Sekarang rezim sibuk menganiaya orang-orang yang setia kepada negara, terutama dari kubu reformis, alih-alih mendeteksi dan menahan para penyusup yang bekerja atas nama Israel. Rezim mendirikan banyak badan intelijen dengan tugas yang tumpang tindih, dengan tujuan untuk melemahkan kementerian intelijen,” katanya.
Younesi menjabat di bawah era presiden reformis Mohammad Khatami dari Desember 2000 hingga Agustus 2005, dan merupakan penasihat mantan presiden Hassan Rouhani.
“Badan mata-mata bisa dengan mudah menembus kelompok dan organisasi radikal, karena di kelompok ini hanya radikalisme yang penting,” lanjut Younesi.
"Badan mata-mata memilih radikal yang tepat dari antara barisan mereka sendiri atau di tempat lain dan menyuruh mereka menyusup ke badan intelijen lainnya. Semakin radikal mereka, semakin cepat mereka dipromosikan dan mencapai eselon teratas badan intelijen.”
Mengeklaim semua infiltrasi Israel terjadi setelah ia meninggalkan kementerian intelijen pada tahun 2005, Younesi menyarankan Iran harus menghapus penjilat dan radikal, yang menurutnya paling mungkin untuk dipikat oleh badan intelijen asing.
Kritik Younesi menggemakan pernyataan baru-baru ini oleh mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang mengeklaim sekitar dua minggu lalu bahwa agen-agen Israel telah menyusup ke layanan kontra-intelijen negaranya, khususnya departemen yang bertugas menggagalkan spionase Israel.
Ahmadinejad bahkan menuduh bahwa para pejabat di badan-badan intelijen Iran berusaha menutupi jejak para pembunuh ilmuwan nuklir Iran, termasuk kepala program nuklir Republik Islam, Mohsen Fakhrizadeh.
Mantan presiden Iran itu baru-baru ini didiskualifikasi dari pencalonan kembali dalam pemilihan presiden Iran. Disingkirkannya Ahmadinejad menghasilkan kemenangan bagi kandidat presiden garis keras Ebrahim Raisi.
Ahmadinejad menuduh bahwa operasi besar-besaran Israel menggunakan sekelompok personel keamanan yang korup di eselon atas intelijen nasional Iran.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
“Para pemimpin negara tidak menunjukkan minat pada apa yang terbaik untuk publik dan kehidupan mereka, dan Mossad telah berhasil, dengan bujukan pengaruh dan uang, untuk menembus badan keamanan rezim,” kata Younesi dalam sebuah wawancara dengan situs berita reformis Jamaran yang dikutip Israel Hayom, Rabu (30/6/2021).
“Sekarang rezim sibuk menganiaya orang-orang yang setia kepada negara, terutama dari kubu reformis, alih-alih mendeteksi dan menahan para penyusup yang bekerja atas nama Israel. Rezim mendirikan banyak badan intelijen dengan tugas yang tumpang tindih, dengan tujuan untuk melemahkan kementerian intelijen,” katanya.
Younesi menjabat di bawah era presiden reformis Mohammad Khatami dari Desember 2000 hingga Agustus 2005, dan merupakan penasihat mantan presiden Hassan Rouhani.
“Badan mata-mata bisa dengan mudah menembus kelompok dan organisasi radikal, karena di kelompok ini hanya radikalisme yang penting,” lanjut Younesi.
"Badan mata-mata memilih radikal yang tepat dari antara barisan mereka sendiri atau di tempat lain dan menyuruh mereka menyusup ke badan intelijen lainnya. Semakin radikal mereka, semakin cepat mereka dipromosikan dan mencapai eselon teratas badan intelijen.”
Mengeklaim semua infiltrasi Israel terjadi setelah ia meninggalkan kementerian intelijen pada tahun 2005, Younesi menyarankan Iran harus menghapus penjilat dan radikal, yang menurutnya paling mungkin untuk dipikat oleh badan intelijen asing.
Kritik Younesi menggemakan pernyataan baru-baru ini oleh mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang mengeklaim sekitar dua minggu lalu bahwa agen-agen Israel telah menyusup ke layanan kontra-intelijen negaranya, khususnya departemen yang bertugas menggagalkan spionase Israel.
Ahmadinejad bahkan menuduh bahwa para pejabat di badan-badan intelijen Iran berusaha menutupi jejak para pembunuh ilmuwan nuklir Iran, termasuk kepala program nuklir Republik Islam, Mohsen Fakhrizadeh.
Mantan presiden Iran itu baru-baru ini didiskualifikasi dari pencalonan kembali dalam pemilihan presiden Iran. Disingkirkannya Ahmadinejad menghasilkan kemenangan bagi kandidat presiden garis keras Ebrahim Raisi.
Ahmadinejad menuduh bahwa operasi besar-besaran Israel menggunakan sekelompok personel keamanan yang korup di eselon atas intelijen nasional Iran.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(min)
tulis komentar anda