Drone Bersenjata Buatan Turki Laris Terjual 'Seperti Kue Panas'
Minggu, 27 Juni 2021 - 04:01 WIB
ANKARA - Drone bersenjata buatan Turki (SIHA) terjual seperti “kue panas” menurut laporan surat kabar Prancis, Le Monde.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mengarahkan industri militernya untuk memproduksi drone tak berawak dan telah meningkatkan ekspor setiap hari,” ungkap laporan surat kabar itu.
Laporan itu menjelaskan, “Drone Turki, yang telah sukses di Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh terjual dengan cepat serta diminati di negara-negara bekas Soviet.”
Drone bersenjata "murah dan efektif" yang diproduksi perusahaan Baykar di Turki telah mengubah arah konflik dengan menembak jatuh tank, kendaraan lapis baja, depot amunisi, dan sistem pertahanan udara di tiga zona konflik tempat mereka digunakan pada 2020.
“Dalam waktu kurang dari 10 tahun, Turki telah menjadi produsen SIHA terkemuka, bersama dengan Amerika Serikat (AS), Israel, dan China,” ungkap laporan Le Monde.
Menurut surat kabar itu, Bayraktar TB2 yang paling laris dapat mengumpulkan informasi tentang posisi pasukan musuh, mengarahkan pesawat tempur ke target, dan membawa empat peluru kendali laser untuk mengatur serangan.
Surat kabar itu menambahkan, “Serangan SIHA Turki memberikan hasil yang mengejutkan, melumpuhkan sistem anti-pesawat Pantsir buatan Rusia yang mahal dan berat di Suriah dan Libya, serta rudal Iskender buatan Rusia di Armenia.”
Berbagai konflik bersenjata yang melibatkan Turki membuat Ankara mampu memamerkan kecanggihan dan efektivitas senjata perangnya.
Keberhasilan Turki dalam berbagai serangan dengan drone itu pun menjadi bukti bagi para calon pembeli di penjuru dunia tentang kehandalan senjata tersebut.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mengarahkan industri militernya untuk memproduksi drone tak berawak dan telah meningkatkan ekspor setiap hari,” ungkap laporan surat kabar itu.
Laporan itu menjelaskan, “Drone Turki, yang telah sukses di Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh terjual dengan cepat serta diminati di negara-negara bekas Soviet.”
Drone bersenjata "murah dan efektif" yang diproduksi perusahaan Baykar di Turki telah mengubah arah konflik dengan menembak jatuh tank, kendaraan lapis baja, depot amunisi, dan sistem pertahanan udara di tiga zona konflik tempat mereka digunakan pada 2020.
“Dalam waktu kurang dari 10 tahun, Turki telah menjadi produsen SIHA terkemuka, bersama dengan Amerika Serikat (AS), Israel, dan China,” ungkap laporan Le Monde.
Menurut surat kabar itu, Bayraktar TB2 yang paling laris dapat mengumpulkan informasi tentang posisi pasukan musuh, mengarahkan pesawat tempur ke target, dan membawa empat peluru kendali laser untuk mengatur serangan.
Surat kabar itu menambahkan, “Serangan SIHA Turki memberikan hasil yang mengejutkan, melumpuhkan sistem anti-pesawat Pantsir buatan Rusia yang mahal dan berat di Suriah dan Libya, serta rudal Iskender buatan Rusia di Armenia.”
Berbagai konflik bersenjata yang melibatkan Turki membuat Ankara mampu memamerkan kecanggihan dan efektivitas senjata perangnya.
Keberhasilan Turki dalam berbagai serangan dengan drone itu pun menjadi bukti bagi para calon pembeli di penjuru dunia tentang kehandalan senjata tersebut.
(sya)
tulis komentar anda