Afghanistan Memanas, Taliban Diduga Meroket Rumah Sakit hingga Terbakar
Kamis, 24 Juni 2021 - 00:10 WIB
KABUL - Konflik di Afghanistan kembali memanas di saat pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) bersiap hengkang dari negara itu. Pada hari Rabu (23/6/2021), serangan roket yang diduga dilakukan Taliban telah membakar sebuah rumah sakit (RS).
Pejabat pemerintah setempat mengatakan serangan roket telah menyebabkan kerusakan parah dan menghancurkan vaksin COVID-19. Namun, tak ada laporan tentang korban jiwa.
Di Afghanistan utara, Taliban merebut kota Shir Khan Bandar, sebuah pelabuhan kering di perbatasan dengan Tajikistan. Aksi kelompok bersenjata itu membuat pekerja bea cukai dan anggota pasukan keamanan melarikan diri ke tempat yang aman melewati perbatasan.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Taliban telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, di mana para gerilyawan menguasai lebih banyak wilayah ketika pasukan koalisi internasional bersiap untuk pergi setelah dua dekade pertempuran.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah bertanggung jawab atas serangan roket terhadap rumah sakit di provinsi timur Kunar, yang menurut seorang direktur kesehatan provinsi setempat mengakibatkan hilangnya pasokan penting.
"Berbagai jenis vaksin, termasuk dosis yang dimaksudkan untuk memerangi polio dan COVID-19 dimusnahkan dalam kebakaran itu," kata pejabat kesehatan Kunar, Aziz Safai, seperti dikutip Reuters.
Hingga hari Rabu, Afghanistan melaporkan 4.366 kematian akibat infeksi COVID-19 dan 107.957 kasus infeksi.
Banyak pejabat kesehatan mengatakan jumlah sebenarnya dari infeksi virus corona kemungkinan jauh lebih tinggi tetapi banyak kasus tidak terdeteksi karena sedikit tes yang dilakukan.
Pejabat pemerintah setempat mengatakan serangan roket telah menyebabkan kerusakan parah dan menghancurkan vaksin COVID-19. Namun, tak ada laporan tentang korban jiwa.
Di Afghanistan utara, Taliban merebut kota Shir Khan Bandar, sebuah pelabuhan kering di perbatasan dengan Tajikistan. Aksi kelompok bersenjata itu membuat pekerja bea cukai dan anggota pasukan keamanan melarikan diri ke tempat yang aman melewati perbatasan.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Taliban telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, di mana para gerilyawan menguasai lebih banyak wilayah ketika pasukan koalisi internasional bersiap untuk pergi setelah dua dekade pertempuran.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah bertanggung jawab atas serangan roket terhadap rumah sakit di provinsi timur Kunar, yang menurut seorang direktur kesehatan provinsi setempat mengakibatkan hilangnya pasokan penting.
"Berbagai jenis vaksin, termasuk dosis yang dimaksudkan untuk memerangi polio dan COVID-19 dimusnahkan dalam kebakaran itu," kata pejabat kesehatan Kunar, Aziz Safai, seperti dikutip Reuters.
Hingga hari Rabu, Afghanistan melaporkan 4.366 kematian akibat infeksi COVID-19 dan 107.957 kasus infeksi.
Banyak pejabat kesehatan mengatakan jumlah sebenarnya dari infeksi virus corona kemungkinan jauh lebih tinggi tetapi banyak kasus tidak terdeteksi karena sedikit tes yang dilakukan.
tulis komentar anda