Pabrik Pepsi Gaza Tutup, Pemilik Salahkan Pembatasan Ketat Israel

Selasa, 22 Juni 2021 - 07:51 WIB
COGAT mengatakan Israel mengizinkan impor lain ke Gaza, termasuk bahan bakar, makanan, obat-obatan dan peralatan medis.

Israel dan negara tetangga Mesir menjaga kontrol ketat atas perbatasan Gaza, dan mengatakan pembatasan diperlukan untuk menghentikan senjata mencapai Hamas dan mencegahnya diproduksi secara lokal.

Mesir dan PBB meningkatkan mediasi pekan lalu setelah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza memicu serangan udara Israel di lokasi Hamas, melanggar gencatan senjata yang rapuh.

“Penutupan juga dapat terjadi di pabrik-pabrik Gaza lainnya jika pembatasan Israel dipertahankan,” ujar para pengamat.

Manufaktur membentuk sekitar 10% dari ekonomi yang didominasi sektor jasa Gaza, menurut data PBB.

Pabrik Pepsi Gaza telah beroperasi terus menerus sejak 1961, ketika Perusahaan Minuman Ringan Yazeji yang berbasis di Gaza memperoleh hak untuk memproduksi 7UP dan jenis soda lainnya di daerah kantong tersebut.

“Bernilai sekitar USD15 juta, produk pabrik didistribusikan secara lokal. Satu cabang terpisah beroperasi di Tepi Barat yang diduduki, senilai sekitar USD30 juta, yang melayani wilayah tersebut serta Yerusalem Timur,” ungkap pemilik perusahaan.

Pejabat perusahaan telah membuat rencana untuk merayakan 60 tahun beroperasi sebelum penutupan pada Minggu.

Yazeji meneteskan air mata saat dia berjalan melewati pabriknya yang kosong pada hari Senin. “Penutupan itu bencana," ujar dia.

"Tahun ini seharusnya luar biasa, merayakan 60 tahun sejak kami memulai produksi. Kami tidak bisa memperingati ulang tahun ini," pungkas dia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More