Terbongkar, Orang-orang Super Kaya AS ‘Hampir’ Tak Bayar Pajak Penghasilan
Kamis, 10 Juni 2021 - 01:03 WIB
Orang-orang kaya, seperti banyak warga negara biasa, dapat mengurangi tagihan pajak penghasilan mereka melalui hal-hal seperti sumbangan amal dan menarik uang dari pendapatan investasi daripada pendapatan upah.
ProPublica, menggunakan data yang dikumpulkan majalah Forbes, mengatakan kekayaan 25 orang Amerika terkaya secara kolektif melonjak USD401 miliar dari 2014 hingga 2018, tetapi mereka hanya membayar pajak penghasilan USD13,6 miliar selama tahun-tahun itu.
Presiden Joe Biden telah berjanji menaikkan pajak pada orang-orang Amerika terkaya sebagai bagian dari misi untuk meningkatkan kesetaraan dan mengumpulkan uang untuk program investasi infrastruktur besar-besaran.
Dia ingin menaikkan tarif pajak tertinggi, menggandakan pajak atas apa yang diperoleh orang berpenghasilan tinggi dari investasi, dan mengubah pajak warisan.
Namun, analisis ProPublica menyimpulkan, "Sementara beberapa orang Amerika kaya, seperti manajer dana lindung nilai, akan membayar lebih banyak pajak di bawah proposal administrasi Biden saat ini, sebagian besar dari 25 teratas akan melihat sedikit perubahan."
Salah satu miliuner yang disebutkan, dermawan George Soros, juga diduga membayar pajak minim.
Kantornya belum menjawab permintaan komentar dari BBC, tetapi mengatakan dalam pernyataan kepada ProPublica bahwa Soros tidak berutang pajak beberapa tahun karena kerugian investasi.
Pernyataan itu juga menunjukkan bahwa dia telah lama mendukung pajak yang lebih tinggi pada orang-orang terkaya Amerika.
Menurut laporan di AS, Michael Bloomberg, mantan walikota New York yang rincian pajaknya termasuk di antara dokumen itu, mengatakan pengungkapan itu menimbulkan masalah privasi dan dia akan menggunakan "cara hukum" untuk mengungkap sumber kebocoran data.
ProPublica adalah situs web investigasi yang telah menulis beberapa artikel tentang bagaimana pemotongan anggaran di US Internal Revenue Service telah menghambat kemampuannya menegakkan aturan pajak pada perusahaan-perusahaan kaya dan besar.
ProPublica, menggunakan data yang dikumpulkan majalah Forbes, mengatakan kekayaan 25 orang Amerika terkaya secara kolektif melonjak USD401 miliar dari 2014 hingga 2018, tetapi mereka hanya membayar pajak penghasilan USD13,6 miliar selama tahun-tahun itu.
Presiden Joe Biden telah berjanji menaikkan pajak pada orang-orang Amerika terkaya sebagai bagian dari misi untuk meningkatkan kesetaraan dan mengumpulkan uang untuk program investasi infrastruktur besar-besaran.
Dia ingin menaikkan tarif pajak tertinggi, menggandakan pajak atas apa yang diperoleh orang berpenghasilan tinggi dari investasi, dan mengubah pajak warisan.
Namun, analisis ProPublica menyimpulkan, "Sementara beberapa orang Amerika kaya, seperti manajer dana lindung nilai, akan membayar lebih banyak pajak di bawah proposal administrasi Biden saat ini, sebagian besar dari 25 teratas akan melihat sedikit perubahan."
Salah satu miliuner yang disebutkan, dermawan George Soros, juga diduga membayar pajak minim.
Kantornya belum menjawab permintaan komentar dari BBC, tetapi mengatakan dalam pernyataan kepada ProPublica bahwa Soros tidak berutang pajak beberapa tahun karena kerugian investasi.
Pernyataan itu juga menunjukkan bahwa dia telah lama mendukung pajak yang lebih tinggi pada orang-orang terkaya Amerika.
Menurut laporan di AS, Michael Bloomberg, mantan walikota New York yang rincian pajaknya termasuk di antara dokumen itu, mengatakan pengungkapan itu menimbulkan masalah privasi dan dia akan menggunakan "cara hukum" untuk mengungkap sumber kebocoran data.
ProPublica adalah situs web investigasi yang telah menulis beberapa artikel tentang bagaimana pemotongan anggaran di US Internal Revenue Service telah menghambat kemampuannya menegakkan aturan pajak pada perusahaan-perusahaan kaya dan besar.
tulis komentar anda