Bertemu Putin, Biden Angkat Masalah Serangan Siber
Kamis, 03 Juni 2021 - 09:45 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengangkat masalah serangan siber saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan puncak mereka di Swiss. Masalah ini diangkat di tengah meningkatnya serangan ransomware yang menargetkan bisnis Amerika oleh kelompok peretas yang berbasis di Rusia.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan serangan siber pasti akan menjadi topik diskusi ketika Presiden Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 16 Juni di Jenewa.
Psaki mengatakan Biden akan menjelaskan kepada Putin bahwa menyimpan entitas kriminal yang berniat menyakiti, yang merusak infrastruktur penting di Amerika Serikat, tidak dapat diterima.
"Kami tidak akan membiarkannya. Kami akan mengangkanya, dan kami tidak akan mengambil opsi dari meja," ujar Psaki.
“Kami juga melakukan tinjauan kami sendiri terhadap berbagai opsi dari sini,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (3/6/2021).
Psaki mengatakan bahwa negara yang bertanggung jawab perlu mengambil tindakan tegas terhadap jaringan ransomware, dan mengatakan Biden akan menegaskan kembali kepada Putin bahwa negara yang bertanggung jawab tidak menampung penjahat ransomware.
Komentar itu muncul setelah serangan ransomware minggu ini terhadap JBS, pengepakan daging terbesar di dunia, yang memaksa mereka melakukan penutupan sementara sembilan pabrik daging sapi. Ada juga serangan peretasan serupa bulan lalu terhadap Colonial Pipeline, yang menyebabkan kekurangan bahan bakar di AS Tenggara.
Diskusi tentang menghukum pemerintah Rusia atas dua serangan siber baru-baru ini muncul setelah pemerintahan Biden memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow pada April, sebagian karena peretasan SolarWinds tahun lalu, yang menembus sistem pemerintah dan sektor swasta AS. Moskow membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan tuduhan AS tidak berdasar.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan serangan siber pasti akan menjadi topik diskusi ketika Presiden Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 16 Juni di Jenewa.
Psaki mengatakan Biden akan menjelaskan kepada Putin bahwa menyimpan entitas kriminal yang berniat menyakiti, yang merusak infrastruktur penting di Amerika Serikat, tidak dapat diterima.
"Kami tidak akan membiarkannya. Kami akan mengangkanya, dan kami tidak akan mengambil opsi dari meja," ujar Psaki.
“Kami juga melakukan tinjauan kami sendiri terhadap berbagai opsi dari sini,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (3/6/2021).
Psaki mengatakan bahwa negara yang bertanggung jawab perlu mengambil tindakan tegas terhadap jaringan ransomware, dan mengatakan Biden akan menegaskan kembali kepada Putin bahwa negara yang bertanggung jawab tidak menampung penjahat ransomware.
Komentar itu muncul setelah serangan ransomware minggu ini terhadap JBS, pengepakan daging terbesar di dunia, yang memaksa mereka melakukan penutupan sementara sembilan pabrik daging sapi. Ada juga serangan peretasan serupa bulan lalu terhadap Colonial Pipeline, yang menyebabkan kekurangan bahan bakar di AS Tenggara.
Diskusi tentang menghukum pemerintah Rusia atas dua serangan siber baru-baru ini muncul setelah pemerintahan Biden memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow pada April, sebagian karena peretasan SolarWinds tahun lalu, yang menembus sistem pemerintah dan sektor swasta AS. Moskow membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan tuduhan AS tidak berdasar.
tulis komentar anda