Via TikTok, Tentara Cantik Israel Umbar Kebencian terhadap Gerakan Kemerdekaan Palestina
Senin, 31 Mei 2021 - 09:55 WIB
Dipercaya bahwa "thirst trap" bertujuan untuk menciptakan disonansi kognitif dengan laki-laki muda progresif yang mungkin mendukung pandangan pro-Palestina namun menganggap tentara Israel menarik.
Meskipun media sosial sebagai alat propaganda bukanlah hal baru, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) unik karena banyak tentaranya berusia antara 18 hingga 21 tahun—berkat wajib militer Israel— membuat mereka sangat paham media sosial.
“Israel adalah masyarakat militeristik, jadi ada dukungan yang lebih luas untuk jenis media tersebut, sedangkan di Amerika Serikat hal-hal seperti [video tarian tentara] tidak menjadi viral dengan cara yang sama,” kata Sophia Goodfriend, kandidat PhD antropologi budaya di Duke yang saat ini berbasis di Yerusalem.
Akun TikTok IDF diluncurkan pada tahun 2020 dan telah mengumpulkan hampir 100.000 pengikut hingga saat ini.
Namun, komentar di postingan berubah negatif karena kekejaman Israel terhadap warga Palestina baru-baru ini menjadi sorotan komunitas global.
“Ada perubahan besar dalam ekosistem media sosial, [dan] media sosial Palestina telah mendapatkan viralitas global dengan cara yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, yang tidak terjadi dalam kampanye militer sebelumnya,” lanjut Stein, seperti dikutip dari Rolling Stone.
“Kami melihat konten dan pesan ini dikerdilkan oleh skala penggunaan media sosial Palestina dan solidaritas global. Militer sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan pernah mengejar, mereka harus menemukan kembali strategi humas mereka. Itu telah gagal," paparnya.
Namun, meskipun strategi yang lebih besar untuk menabur kebanggaan Zionis tersandung, beberapa penggemar akun IDF telah menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut.
“Tidak ada yang mau melihat badut ini,” bunyi komentar satu orang pada montase TikTok IDF yang memamerkan tentara laki-laki.
Meskipun media sosial sebagai alat propaganda bukanlah hal baru, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) unik karena banyak tentaranya berusia antara 18 hingga 21 tahun—berkat wajib militer Israel— membuat mereka sangat paham media sosial.
“Israel adalah masyarakat militeristik, jadi ada dukungan yang lebih luas untuk jenis media tersebut, sedangkan di Amerika Serikat hal-hal seperti [video tarian tentara] tidak menjadi viral dengan cara yang sama,” kata Sophia Goodfriend, kandidat PhD antropologi budaya di Duke yang saat ini berbasis di Yerusalem.
Akun TikTok IDF diluncurkan pada tahun 2020 dan telah mengumpulkan hampir 100.000 pengikut hingga saat ini.
Namun, komentar di postingan berubah negatif karena kekejaman Israel terhadap warga Palestina baru-baru ini menjadi sorotan komunitas global.
“Ada perubahan besar dalam ekosistem media sosial, [dan] media sosial Palestina telah mendapatkan viralitas global dengan cara yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, yang tidak terjadi dalam kampanye militer sebelumnya,” lanjut Stein, seperti dikutip dari Rolling Stone.
“Kami melihat konten dan pesan ini dikerdilkan oleh skala penggunaan media sosial Palestina dan solidaritas global. Militer sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan pernah mengejar, mereka harus menemukan kembali strategi humas mereka. Itu telah gagal," paparnya.
Namun, meskipun strategi yang lebih besar untuk menabur kebanggaan Zionis tersandung, beberapa penggemar akun IDF telah menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut.
“Tidak ada yang mau melihat badut ini,” bunyi komentar satu orang pada montase TikTok IDF yang memamerkan tentara laki-laki.
Lihat Juga :
tulis komentar anda