Sebut Membangun Masjid Buang-buang Uang Publik, Profesor Ini Dikecam
Sabtu, 29 Mei 2021 - 08:53 WIB
TUNIS - Seorang profesor ternama di Tunisia menuai kecaman setelah berbagi posting-an Facebook yang mengkritik pembangunan masjid. Dalam posting tersebut, dia mengatakan membangun masjid hanya membuang-buang uang publik.
Amin Mahfoudh merupakan profesor di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik di Universitas Sousse di Tunisia.
Dia awalnya menjelaskan beberapa poin utama dari hukum Tunisia tentang pembangunan masjid dan alokasi dana negara untuk sektor itu. "Di mana kita dalam hal pekerjaan yang masuk akal?," tulis dia, seperti dikutip Gulf News, Jumat (28/5/2021).
Dalam salah satu poin yang dia rinci, profesor itu berkata: “Biaya masjid yang berkaitan dengan air, listrik, perabotan, dan pemeliharaan dibayar melalui anggaran negara.”
Kemudian dia melanjutkan dengan menunjukkan jumlah air terbuang yang digunakan orang-orang saat berada di masjid sementara negara tersebut sudah menderita kekurangan air.
Dia melanjutkan, dengan mengatakan alangkah lebih baiknya jika pemerintah menggunakan air itu untuk pohon atau lahan pertanian.
Mahfoudh lantas mengkritik jumlah listrik yang digunakan di masjid. Dia mengakhiri posting-annya dengan menulis bahwa membangun masjid baru adalah serangan terang-terangan terhadap semua prinsip konstitusional ini dan "membuang-buang uang publik".
Munji Marzouq, mantan menteri energi di Tunisia, mengecam komentar negatif Mahfoudh yang menggambarkannya sebagai "absurditas intelektual yang sakit."
Menurut data Kementerian Agama Tunisa pada Desember 2015, terdapat 5.470 masjid di Tunisia.
Masjid Agung Kairouan yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO adalah salah satu masjid terbesar di Afrika Utara, dan terletak di Kairouan, Tunisia.
Amin Mahfoudh merupakan profesor di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik di Universitas Sousse di Tunisia.
Dia awalnya menjelaskan beberapa poin utama dari hukum Tunisia tentang pembangunan masjid dan alokasi dana negara untuk sektor itu. "Di mana kita dalam hal pekerjaan yang masuk akal?," tulis dia, seperti dikutip Gulf News, Jumat (28/5/2021).
Dalam salah satu poin yang dia rinci, profesor itu berkata: “Biaya masjid yang berkaitan dengan air, listrik, perabotan, dan pemeliharaan dibayar melalui anggaran negara.”
Kemudian dia melanjutkan dengan menunjukkan jumlah air terbuang yang digunakan orang-orang saat berada di masjid sementara negara tersebut sudah menderita kekurangan air.
Dia melanjutkan, dengan mengatakan alangkah lebih baiknya jika pemerintah menggunakan air itu untuk pohon atau lahan pertanian.
Mahfoudh lantas mengkritik jumlah listrik yang digunakan di masjid. Dia mengakhiri posting-annya dengan menulis bahwa membangun masjid baru adalah serangan terang-terangan terhadap semua prinsip konstitusional ini dan "membuang-buang uang publik".
Munji Marzouq, mantan menteri energi di Tunisia, mengecam komentar negatif Mahfoudh yang menggambarkannya sebagai "absurditas intelektual yang sakit."
Menurut data Kementerian Agama Tunisa pada Desember 2015, terdapat 5.470 masjid di Tunisia.
Masjid Agung Kairouan yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO adalah salah satu masjid terbesar di Afrika Utara, dan terletak di Kairouan, Tunisia.
(min)
tulis komentar anda