Wabah Covid-19 AS: 763.579 Orang Terinfeksi, 40.524 Meninggal
Senin, 20 April 2020 - 07:19 WIB
WASHINGTON - Wabah virus corona jenis baru, Covid-19, di Amerika Serikat (AS) semakin hari semakin parah. Hingga pagi ini (20/4/2020) WIB, jumlah kasus atau orang yang terinfeksi mencapai 763.579 orang dengan 40.524 di antaranya telah meninggal dan 70.938 pasien sembuh.
Angka kasus dan kematian di Amerika masih tercatat sebagai yang terbanyak di dunia. Menurut laporan worldometers, negara terparah kedua yang dilanda wabah Covid-19 adalah Spanyol dengan 198.674 kasus, 20.453 kematian dan 77.357 pasien disembuhkan.
Italia menjadi negara terparah ketiga dengan memiliki 178.972 kasus, 23.660 kematian dan 47.055 pasien disembuhkan.
Penghitungan worldometers nyaris sama dengan penghitungan Reuters yang menyebut jumlah kematian di AS akibat wabah Covid-19 sudah lebih dari 40.000 jiwa pada hari Minggu waktu setempat.
Amerika Serikat membutuhkan waktu 38 hari setelah mencatat kematian pertama pada 29 Februari untuk mencapai 10.000 kematian pada 6 April. Namun, lima hari berikutnya angka kematian mencapai 20.000 jiwa.
Menurut Reuters, jumlah korban jiwa di Amerika Serikat meningkat dari sekitar 30.000 jiwa menjadi lebih dari 40.000 jiwa dalam empat hari. Lonjakan angka kematian itu termasuk kematian-kematian akibat Covid-19 di New York City yang belum dites Covid-19.
Kendati demikian, ada beberapa berita positif juga, di mana pandemi menunjukkan tanda-tanda melambat di New York, wilayah pusat penyebaran di Covid-19 di AS. Jumlah rawat inap di wilayah itu telah berkurang 2.000 menjadi 16.000 orang. Jumlah kematian harian 507 jiwa, lebih kecil dibandingkan dengan rekor sebelumnya yaitu lebih dari 700 kematian per hari.
"Kami menunjukkan Anda (bahwa kami) dapat binatang ini," kata Gubernur New York Andrew Cuomo. Namun, dia mengatakan terlalu dini untuk merayakannya. "kita masih harus memastikan kita menjaga binatang buas ini," paparnya merujuk pada Covid-19.
Wabah Covid-19 di Amerika tak hanya berdampak pada kematian. Saat ini, lebih dari 22 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam sebulan terakhir karena penutupan bisnis dan sekolah serta pembatasan perjalanan yang parah telah menghantam ekonomi.
Para gubernur di negara-negara bagian AS yang paling terpukul oleh virus corona jenis baru tersebut berdebat dengan Presiden Donald Trump atas klaimnya bahwa negara-negara bagian itu sudah memiliki tes yang cukup dan harus segera membuka kembali perekonomian mereka. Keinginan Trump itu sebagai respons atas banyaknya protes tentang perpanjangan perintah tinggal di rumah.
Wilayah Maryland, Virginia dan Washington D.C. masih menghadapi peningkatan kasus. New Jersey melaporkan pada hari Minggu bahwa kasus-kasus barunya naik hampir 3.900, terbesar dalam lebih dari dua minggu. Boston dan Chicago juga muncul sebagai hot spot dengan lonjakan kasus dan kematian.
Beberapa negara bagian lain, termasuk Ohio, Texas dan Florida, mengatakan mereka bermaksud untuk membuka kembali sebagian dari ekonomi mereka pada 1 Mei atau bahkan lebih cepat, tetapi mereka tetap berhati-hati.
Angka kasus dan kematian di Amerika masih tercatat sebagai yang terbanyak di dunia. Menurut laporan worldometers, negara terparah kedua yang dilanda wabah Covid-19 adalah Spanyol dengan 198.674 kasus, 20.453 kematian dan 77.357 pasien disembuhkan.
Italia menjadi negara terparah ketiga dengan memiliki 178.972 kasus, 23.660 kematian dan 47.055 pasien disembuhkan.
Penghitungan worldometers nyaris sama dengan penghitungan Reuters yang menyebut jumlah kematian di AS akibat wabah Covid-19 sudah lebih dari 40.000 jiwa pada hari Minggu waktu setempat.
Amerika Serikat membutuhkan waktu 38 hari setelah mencatat kematian pertama pada 29 Februari untuk mencapai 10.000 kematian pada 6 April. Namun, lima hari berikutnya angka kematian mencapai 20.000 jiwa.
Menurut Reuters, jumlah korban jiwa di Amerika Serikat meningkat dari sekitar 30.000 jiwa menjadi lebih dari 40.000 jiwa dalam empat hari. Lonjakan angka kematian itu termasuk kematian-kematian akibat Covid-19 di New York City yang belum dites Covid-19.
Kendati demikian, ada beberapa berita positif juga, di mana pandemi menunjukkan tanda-tanda melambat di New York, wilayah pusat penyebaran di Covid-19 di AS. Jumlah rawat inap di wilayah itu telah berkurang 2.000 menjadi 16.000 orang. Jumlah kematian harian 507 jiwa, lebih kecil dibandingkan dengan rekor sebelumnya yaitu lebih dari 700 kematian per hari.
"Kami menunjukkan Anda (bahwa kami) dapat binatang ini," kata Gubernur New York Andrew Cuomo. Namun, dia mengatakan terlalu dini untuk merayakannya. "kita masih harus memastikan kita menjaga binatang buas ini," paparnya merujuk pada Covid-19.
Wabah Covid-19 di Amerika tak hanya berdampak pada kematian. Saat ini, lebih dari 22 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam sebulan terakhir karena penutupan bisnis dan sekolah serta pembatasan perjalanan yang parah telah menghantam ekonomi.
Para gubernur di negara-negara bagian AS yang paling terpukul oleh virus corona jenis baru tersebut berdebat dengan Presiden Donald Trump atas klaimnya bahwa negara-negara bagian itu sudah memiliki tes yang cukup dan harus segera membuka kembali perekonomian mereka. Keinginan Trump itu sebagai respons atas banyaknya protes tentang perpanjangan perintah tinggal di rumah.
Wilayah Maryland, Virginia dan Washington D.C. masih menghadapi peningkatan kasus. New Jersey melaporkan pada hari Minggu bahwa kasus-kasus barunya naik hampir 3.900, terbesar dalam lebih dari dua minggu. Boston dan Chicago juga muncul sebagai hot spot dengan lonjakan kasus dan kematian.
Beberapa negara bagian lain, termasuk Ohio, Texas dan Florida, mengatakan mereka bermaksud untuk membuka kembali sebagian dari ekonomi mereka pada 1 Mei atau bahkan lebih cepat, tetapi mereka tetap berhati-hati.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda