Kebobolan Roket Hamas, Ini Kelemahan Sistem Rudal Iron Dome Israel
Selasa, 18 Mei 2021 - 13:35 WIB
GAZA - Ketika konflik antara Hamas dan Israel berkobar, media sosial telah dipenuhi dengan video-video sci-fi dari rudal pencegat bercahaya yang naik ke langit malam untuk mencegat roket yang masuk dalam semburan api.
Komentar seperti "Star Wars" dan "getaran invasi alien" berlimpah saat menggambarkan sistem pertahanan rudal Iron Dome .
Apa yang sebenarnya terjadi adalah pergulatan antara kekuatan berteknologi sangat tinggi dan sangat rendah, mengadu sistem canggih Israel dengan roket rakitan sederhana. Tetapi teknologi tinggi Israel mungkin tidak cukup.
Iron Dome, dibuat oleh Rafael Advanced Defense Systems, melakukan intersepsi pertamanya sepuluh tahun lalu. Perusahaan mengeklaim telah mencegat lebih dari 2.500 ancaman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90%.
Iron Dome terdiri dari serangkaian radar pendeteksi dan pelacakan, Battle Management and Weapon Control Centers [Manajemen Pertempuran dan Pusat Kontrol Senjata] dan unit penembakan rudal tak berawak. Unit tersebar, memungkinkan Iron Dome menutupi area maksimum.
Radar mendeteksi dan melacak beberapa proyektil yang masuk; Sistem Manajemen Pertempuran kemudian menentukan apakah setiap proyektil merupakan ancaman, dan menetapkan satu atau lebih pencegat. Setiap peluncur membawa 20 rudal Tamir yang masing-masing beratnya sekitar 200 pon dan memiliki jangkauan lebih dari 40 kilometer. Harganya diperkirakan masing-masing antara USD20.000 (Rp286 juta) hingga USD100.000 (Rp1,4 miliar).
Iron Dome sangat efektif, dan sebagian besar roket yang baru-baru ini ditembakkan oleh Hamas berhasil dicegat. Namun, beberapa berhasil lolos, dengan laporan terkini 10 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Roket dari Hamas di sisi lain kurang canggih. Salah satu nama asli yang diusulkan untuk Iron Dome adalah Anti-Qassam, di mana Qassam adalah sebutan untuk roket yang dibuat oleh Hamas.
Komentar seperti "Star Wars" dan "getaran invasi alien" berlimpah saat menggambarkan sistem pertahanan rudal Iron Dome .
Apa yang sebenarnya terjadi adalah pergulatan antara kekuatan berteknologi sangat tinggi dan sangat rendah, mengadu sistem canggih Israel dengan roket rakitan sederhana. Tetapi teknologi tinggi Israel mungkin tidak cukup.
Iron Dome, dibuat oleh Rafael Advanced Defense Systems, melakukan intersepsi pertamanya sepuluh tahun lalu. Perusahaan mengeklaim telah mencegat lebih dari 2.500 ancaman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90%.
Iron Dome terdiri dari serangkaian radar pendeteksi dan pelacakan, Battle Management and Weapon Control Centers [Manajemen Pertempuran dan Pusat Kontrol Senjata] dan unit penembakan rudal tak berawak. Unit tersebar, memungkinkan Iron Dome menutupi area maksimum.
Radar mendeteksi dan melacak beberapa proyektil yang masuk; Sistem Manajemen Pertempuran kemudian menentukan apakah setiap proyektil merupakan ancaman, dan menetapkan satu atau lebih pencegat. Setiap peluncur membawa 20 rudal Tamir yang masing-masing beratnya sekitar 200 pon dan memiliki jangkauan lebih dari 40 kilometer. Harganya diperkirakan masing-masing antara USD20.000 (Rp286 juta) hingga USD100.000 (Rp1,4 miliar).
Iron Dome sangat efektif, dan sebagian besar roket yang baru-baru ini ditembakkan oleh Hamas berhasil dicegat. Namun, beberapa berhasil lolos, dengan laporan terkini 10 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Roket dari Hamas di sisi lain kurang canggih. Salah satu nama asli yang diusulkan untuk Iron Dome adalah Anti-Qassam, di mana Qassam adalah sebutan untuk roket yang dibuat oleh Hamas.
tulis komentar anda