Sadis, Sepertiga Korban Tewas Serangan Israel di Gaza adalah Anak-anak
Selasa, 18 Mei 2021 - 00:31 WIB
JALUR GAZA - Sepertiga dari para korban tewas dalam serangan udara Israel di Gaza adalah anak-anak.
Data itu diungkapkan Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila pada Al Arabiya pada Senin. Fakta ini menegaskan serangan brutal dan sadis oleh Israel pada warga sipil Palestina.
“Serangan Israel telah melukai lebih dari 7.000 orang di seluruh Palestina. Sulit untuk menentukan jumlah pasti orang yang terluka dalam serangan itu,” papar Mai.
"Kami hidup dalam keadaan darurat yang tak tertandingi," ujar menteri itu.
“Anak-anak Palestina membutuhkan dukungan psikologis yang mendesak sebagai akibat dari serangan terus menerus Israel di Gaza dan Tepi Barat,” papar Mai al-Kaila.
Israel telah melancarkan beberapa serangan udara di Gaza dan daerah-daerah di Tepi Barat selama dua hari terakhir, menewaskan sedikitnya 220 orang.
Di Gaza saja, jumlah kematian dalam serangan Israel mencapai 200 orang, dengan jumlah korban diperkirakan jauh lebih tinggi karena penyelamat terus menemukan mayat di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
“Gaza menghadapi kekurangan tenaga medis untuk membantu merawat korban terluka,” ungkap Mai al-Kaila.
Dia menambahkan Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan jumlah tim medis di kota itu.
Pada Minggu, organisasi amal anak-anak yang berbasis di London, Save the Children, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tiga anak terluka setiap jam dalam serangan udara Israel di Gaza.
“Hampir 60 anak tewas di Gaza dalam sepekan. Berapa banyak lagi keluarga yang perlu kehilangan orang yang dicintainya sebelum komunitas internasional mengambil tindakan? Ke mana anak-anak bisa lari ketika serangan udara menghujani rumah mereka?” ujar Jason Lee, Direktur Save the Children untuk Gaza.
“Anak-anak yang sakit kritis dan terluka juga tidak dapat meninggalkan kota yang diblokade untuk perawatan,” papar pernyataan Save the Children.
Serangan udara telah merusak saluran listrik di penjuru Jalur Gaza. Pasokan bahan bakar yang jadi sumber utama listrik di Jalur Gaza makin menipis.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Minggu merilis pernyataan serupa, mengutuk serangan udara.
ICRC mengatakan "pemboman" Israel di Gaza mencegah ICRC dan organisasi lain membantu warga sipil yang terluka atau terkena dampak pemboman.
“Bagi orang-orang di Gaza, akses ke rumah sakit dan infrastruktur penting lainnya menjadi sangat rumit karena serangan udara yang terus-menerus dan kerusakan besar pada jalan dan bangunan,” papar Robert Mardini, direktur jenderal ICRC.
Data itu diungkapkan Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila pada Al Arabiya pada Senin. Fakta ini menegaskan serangan brutal dan sadis oleh Israel pada warga sipil Palestina.
“Serangan Israel telah melukai lebih dari 7.000 orang di seluruh Palestina. Sulit untuk menentukan jumlah pasti orang yang terluka dalam serangan itu,” papar Mai.
"Kami hidup dalam keadaan darurat yang tak tertandingi," ujar menteri itu.
“Anak-anak Palestina membutuhkan dukungan psikologis yang mendesak sebagai akibat dari serangan terus menerus Israel di Gaza dan Tepi Barat,” papar Mai al-Kaila.
Israel telah melancarkan beberapa serangan udara di Gaza dan daerah-daerah di Tepi Barat selama dua hari terakhir, menewaskan sedikitnya 220 orang.
Di Gaza saja, jumlah kematian dalam serangan Israel mencapai 200 orang, dengan jumlah korban diperkirakan jauh lebih tinggi karena penyelamat terus menemukan mayat di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
“Gaza menghadapi kekurangan tenaga medis untuk membantu merawat korban terluka,” ungkap Mai al-Kaila.
Dia menambahkan Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan jumlah tim medis di kota itu.
Pada Minggu, organisasi amal anak-anak yang berbasis di London, Save the Children, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tiga anak terluka setiap jam dalam serangan udara Israel di Gaza.
“Hampir 60 anak tewas di Gaza dalam sepekan. Berapa banyak lagi keluarga yang perlu kehilangan orang yang dicintainya sebelum komunitas internasional mengambil tindakan? Ke mana anak-anak bisa lari ketika serangan udara menghujani rumah mereka?” ujar Jason Lee, Direktur Save the Children untuk Gaza.
“Anak-anak yang sakit kritis dan terluka juga tidak dapat meninggalkan kota yang diblokade untuk perawatan,” papar pernyataan Save the Children.
Serangan udara telah merusak saluran listrik di penjuru Jalur Gaza. Pasokan bahan bakar yang jadi sumber utama listrik di Jalur Gaza makin menipis.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Minggu merilis pernyataan serupa, mengutuk serangan udara.
ICRC mengatakan "pemboman" Israel di Gaza mencegah ICRC dan organisasi lain membantu warga sipil yang terluka atau terkena dampak pemboman.
“Bagi orang-orang di Gaza, akses ke rumah sakit dan infrastruktur penting lainnya menjadi sangat rumit karena serangan udara yang terus-menerus dan kerusakan besar pada jalan dan bangunan,” papar Robert Mardini, direktur jenderal ICRC.
(sya)
tulis komentar anda