Coba Lompati Pagar Perbatasan, Pemuda Lebanon Tewas Ditembaki Israel
Sabtu, 15 Mei 2021 - 18:01 WIB
BEIRUT - Seorang pria Lebanon berusia 21 tahun, Mohammad Tahhan, meninggal karena luka-lukanya pada Jumat (15/5) akibat ditembaki Israel saat dia dan pemuda lain mencoba melintasi pagar keamanan di perbatasan dengan Israel.
Juru bicara Hizbullah kemudian mengeluarkan pernyataan berkabung atas kematian Tahhan, yang merupakan pejuang cadangan Hizbullah.
"Pejuang syuhada gugur selama partisipasinya dalam demonstrasi di perbatasan Lebanon-Palestina dalam solidaritas dan dukungan untuk tujuan tersebut," papar pernyataan Hizbullah.
Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun mengutuk keras Israel dalam pernyataannya.
"Kejahatan dilakukan pasukan Israel, dengan menembak sekelompok pemuda yang berdemonstrasi di perbatasan selatan sebagai protes terhadap agresi Israel di Jalur Gaza sore ini, yang berujung pada kematian pemuda itu, Muhammad Tahhan, dan melukai orang lain," ujar Aoun.
Presiden Aoun meminta Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat, Charbel Wehbe, menginformasikan PBB tentang serangan Israel dan konsekuensinya, dalam persiapan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebagai akibatnya.
“Tiga warga sipil terluka, ketika mencoba mencapai perbatasan lagi dari titik lain di seberang Dataran Khiam, di tengah pelemparan bom suar oleh tentara Israel,” ungkap laporan media Lebanon.
Kantor media sementara Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pembunuhan Tahhan merupakan pelanggaran mencolok dari Resolusi 1701.
"Musuh Israel tidak berhenti mengkonfirmasi kebrutalannya, dan mereka melakukan kejahatan baru terhadap demonstran tak bersenjata di Lebanon selatan, sehingga martir Muhammad Tahan terbunuh oleh peluru agresi dan orang-orang lainnya terluka," tambah pernyataan itu.
Pernyataan itu meminta komunitas internasional mengutuk kejahatan Israel di Lebanon selatan dan di Gaza.
Juru bicara UNIFIL mengatakan Kepala Misi dan Komandan Pasukan Mayjen Stefano Del Col melakukan kontak langsung dengan para pihak.
“Tentara kami berada di darat untuk mencegah pelanggaran. Bersama dengan Angkatan Bersenjata Lebanon, kami memperkuat keamanan di daerah tersebut, dan UNIFIL segera membuka penyelidikan untuk mengetahui fakta dan keadaan. Setiap kehilangan nyawa adalah tragis, dan kami mendorong semua orang untuk tetap tenang dan menghindari situasi yang semakin parah dan mempertaruhkan lebih banyak nyawa,” papar juru bicara itu.
Juru bicara Hizbullah kemudian mengeluarkan pernyataan berkabung atas kematian Tahhan, yang merupakan pejuang cadangan Hizbullah.
"Pejuang syuhada gugur selama partisipasinya dalam demonstrasi di perbatasan Lebanon-Palestina dalam solidaritas dan dukungan untuk tujuan tersebut," papar pernyataan Hizbullah.
Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun mengutuk keras Israel dalam pernyataannya.
"Kejahatan dilakukan pasukan Israel, dengan menembak sekelompok pemuda yang berdemonstrasi di perbatasan selatan sebagai protes terhadap agresi Israel di Jalur Gaza sore ini, yang berujung pada kematian pemuda itu, Muhammad Tahhan, dan melukai orang lain," ujar Aoun.
Presiden Aoun meminta Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat, Charbel Wehbe, menginformasikan PBB tentang serangan Israel dan konsekuensinya, dalam persiapan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebagai akibatnya.
“Tiga warga sipil terluka, ketika mencoba mencapai perbatasan lagi dari titik lain di seberang Dataran Khiam, di tengah pelemparan bom suar oleh tentara Israel,” ungkap laporan media Lebanon.
Kantor media sementara Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pembunuhan Tahhan merupakan pelanggaran mencolok dari Resolusi 1701.
"Musuh Israel tidak berhenti mengkonfirmasi kebrutalannya, dan mereka melakukan kejahatan baru terhadap demonstran tak bersenjata di Lebanon selatan, sehingga martir Muhammad Tahan terbunuh oleh peluru agresi dan orang-orang lainnya terluka," tambah pernyataan itu.
Pernyataan itu meminta komunitas internasional mengutuk kejahatan Israel di Lebanon selatan dan di Gaza.
Juru bicara UNIFIL mengatakan Kepala Misi dan Komandan Pasukan Mayjen Stefano Del Col melakukan kontak langsung dengan para pihak.
“Tentara kami berada di darat untuk mencegah pelanggaran. Bersama dengan Angkatan Bersenjata Lebanon, kami memperkuat keamanan di daerah tersebut, dan UNIFIL segera membuka penyelidikan untuk mengetahui fakta dan keadaan. Setiap kehilangan nyawa adalah tragis, dan kami mendorong semua orang untuk tetap tenang dan menghindari situasi yang semakin parah dan mempertaruhkan lebih banyak nyawa,” papar juru bicara itu.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda