Separuh Warga Myanmar Diprediksi Jatuh ke Jurang Kemiskinan pada 2022
Senin, 10 Mei 2021 - 01:00 WIB
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, menahan dia dan politisi sipil lainnya. Militer juga menindak keras para demonstran yang menolak kudeta. Laporan tersebut mengatakan perempuan dan anak-anak akan menanggung beban terberat dari krisis.
"Separuh dari semua anak di Myanmar bisa hidup dalam kemiskinan dalam satu tahun. Pengungsi internal yang sudah rentan juga menghadapi lebih banyak tekanan," ujarnya.
Laporan itu mengatakan, kemiskinan perkotaan diperkirakan meningkat tiga kali lipat, sementara situasi keamanan mematahkan rantai pasokan dan menghambat pergerakan orang, jasa, dan komoditas, termasuk barang-barang pertanian.
Tekanan pada mata uang Myanmar, Kyat, juga telah meningkatkan harga impor dan energi, kata laporan itu. Sementara sistem perbankan di negara tersebut tetap lumpuh.
“Seperti yang dinyatakan oleh Sekjen PBB, skala krisis membutuhkan tanggapan internasional yang mendesak dan terpadu,” tukas Wignaraja.
"Separuh dari semua anak di Myanmar bisa hidup dalam kemiskinan dalam satu tahun. Pengungsi internal yang sudah rentan juga menghadapi lebih banyak tekanan," ujarnya.
Laporan itu mengatakan, kemiskinan perkotaan diperkirakan meningkat tiga kali lipat, sementara situasi keamanan mematahkan rantai pasokan dan menghambat pergerakan orang, jasa, dan komoditas, termasuk barang-barang pertanian.
Tekanan pada mata uang Myanmar, Kyat, juga telah meningkatkan harga impor dan energi, kata laporan itu. Sementara sistem perbankan di negara tersebut tetap lumpuh.
“Seperti yang dinyatakan oleh Sekjen PBB, skala krisis membutuhkan tanggapan internasional yang mendesak dan terpadu,” tukas Wignaraja.
(esn)
tulis komentar anda