Indonesia Kerahkan ‘Pasukan Setan’, Benny Wenda ‘Merengek’ pada Dunia
Kamis, 06 Mei 2021 - 13:08 WIB
JAKARTA - Indonesia mengerahkan “Pasukan Setan” ke Papua Barat. Pentolan separatis, Benny Wenda , ”merengek” pada dunia internasional dengan menyebut Indonesia segera melakukan tindakan keras besar-besaran.
“Pasukan Setan”—sebutan untuk Pasukan Yonif 315/Garuda yang bermarkas di Ciomas Bogor—dikerahkan setelah seorang jenderal intelijen gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua Barat. Kelompok bersenjata itu, oleh pemerintah Indonesia, telah dilabeli sebagai kelompok teroris.
Benny Wenda, pentolan separatis yang bersembunyi di Oxford, Inggris, dan dideklarsikan sebagai presiden sementara United Liberation Movement of West Papua (ULMWP), mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa memutus internet adalah pengulangan dari pemberontakan "Papua spring" pada Agustus-September 2019.
Dia mengeklaim situasinya sedang berkembang sebagai "operasi militer terbesar sejak akhir 1970-an".
“Saya mengeluarkan peringatan mendesak ini [kepada] dunia—operasi militer besar-besaran Indonesia, beberapa yang terbesar dalam beberapa tahun, akan segera terjadi di Papua Barat,” kata Wenda.
"Internet sedang diputus, ratusan pasukan lagi dikerahkan, dan kami menerima laporan bahwa warga sipil Papua Barat melarikan diri dari desa mereka di Kabupaten Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Nduga,” ujarnya, seperti dikutip Asia Pacific Report, Rabu (5/5/2021).
Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI dan Kepala Polri untuk mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB Papua Barat. Perintah "tindakan keras" ini dikeluarkan setelah Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Daerah Papua, Brigadir Jenderal I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur ditembak kelompok separatis bersenjata.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan akan “membahas masalah HAM nanti” setelah menumpas KKB Papua Barat.
“Pasukan Setan”—sebutan untuk Pasukan Yonif 315/Garuda yang bermarkas di Ciomas Bogor—dikerahkan setelah seorang jenderal intelijen gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua Barat. Kelompok bersenjata itu, oleh pemerintah Indonesia, telah dilabeli sebagai kelompok teroris.
Benny Wenda, pentolan separatis yang bersembunyi di Oxford, Inggris, dan dideklarsikan sebagai presiden sementara United Liberation Movement of West Papua (ULMWP), mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa memutus internet adalah pengulangan dari pemberontakan "Papua spring" pada Agustus-September 2019.
Dia mengeklaim situasinya sedang berkembang sebagai "operasi militer terbesar sejak akhir 1970-an".
“Saya mengeluarkan peringatan mendesak ini [kepada] dunia—operasi militer besar-besaran Indonesia, beberapa yang terbesar dalam beberapa tahun, akan segera terjadi di Papua Barat,” kata Wenda.
"Internet sedang diputus, ratusan pasukan lagi dikerahkan, dan kami menerima laporan bahwa warga sipil Papua Barat melarikan diri dari desa mereka di Kabupaten Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Nduga,” ujarnya, seperti dikutip Asia Pacific Report, Rabu (5/5/2021).
Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI dan Kepala Polri untuk mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB Papua Barat. Perintah "tindakan keras" ini dikeluarkan setelah Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Daerah Papua, Brigadir Jenderal I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur ditembak kelompok separatis bersenjata.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan akan “membahas masalah HAM nanti” setelah menumpas KKB Papua Barat.
tulis komentar anda