Delegasi Arab Saudi Bertemu Assad untuk Buka Lagi Kedubes di Suriah
Rabu, 05 Mei 2021 - 06:06 WIB
DAMASKUS - Pejabat Arab Saudi dilaporkan telah bertemu Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Damaskus dengan tujuan memulihkan hubungan diplomatik satu dekade setelah terputus.
Menurut portal berita Arab yang berbasis di London, Rai Al-Youm, Kepala Intelijen Arab Saudi Letnan Jenderal Khaled Al-Humaidan memimpin delegasi ke ibu kota Suriah.
Pembukaan kembali Kedutaan Besar Saudi menjadi agenda dalam lawatan itu.
Damaskus maupun Riyadh tidak mengakui adanya pembicaraan tersebut.
Surat kabar itu melaporkan delegasi Saudi diperkirakan akan kembali datang setelah bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Pada awal revolusi Suriah dan penumpasan brutal rezim Assad terhadap protes damai pada 2011, banyak orang di kawasan itu dan komunitas internasional memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah.
Arab Saudi melakukannya pada 2012, dan Suriah dikeluarkan dari Liga Arab.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, ketika kelompok oposisi Suriah telah didorong lebih jauh ke utara dan Assad telah mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar bekas wilayahnya dengan bantuan Rusia dan Iran, beberapa negara di kawasan telah memulihkan hubungan mereka dengan rezim tersebut.
Uni Emirat Arab (UEA) membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus pada 2018, dan Oman menunjuk kembali utusannya untuk Suriah tahun lalu.
Arab Saudi telah menahan diri memulihkan hubungannya dengan Assad sampai sekarang.
Setelah ada sejumlah petunjuk tentang komunikasi antara kedua negara tahun lalu, rekonsiliasi Riyadh dengan Damaskus tidak akan mengejutkan banyak orang.
Menurut portal berita Arab yang berbasis di London, Rai Al-Youm, Kepala Intelijen Arab Saudi Letnan Jenderal Khaled Al-Humaidan memimpin delegasi ke ibu kota Suriah.
Pembukaan kembali Kedutaan Besar Saudi menjadi agenda dalam lawatan itu.
Damaskus maupun Riyadh tidak mengakui adanya pembicaraan tersebut.
Surat kabar itu melaporkan delegasi Saudi diperkirakan akan kembali datang setelah bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Pada awal revolusi Suriah dan penumpasan brutal rezim Assad terhadap protes damai pada 2011, banyak orang di kawasan itu dan komunitas internasional memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah.
Arab Saudi melakukannya pada 2012, dan Suriah dikeluarkan dari Liga Arab.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, ketika kelompok oposisi Suriah telah didorong lebih jauh ke utara dan Assad telah mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar bekas wilayahnya dengan bantuan Rusia dan Iran, beberapa negara di kawasan telah memulihkan hubungan mereka dengan rezim tersebut.
Uni Emirat Arab (UEA) membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus pada 2018, dan Oman menunjuk kembali utusannya untuk Suriah tahun lalu.
Arab Saudi telah menahan diri memulihkan hubungannya dengan Assad sampai sekarang.
Setelah ada sejumlah petunjuk tentang komunikasi antara kedua negara tahun lalu, rekonsiliasi Riyadh dengan Damaskus tidak akan mengejutkan banyak orang.
(sya)
tulis komentar anda